Dikediaman Krist masih sunyi. Jam menunjukkan pukul 6.30 tapi Krist terlihat masih terlelap didalam selimut. Mengabaikan alarmnya yang berbunyi dari tadi.
"Bangsat, ini hp keknya harus dibanting dah. Ganggu bener orang tidur..." decak Krist sebal.
Krist yang dongkol bangun dan mengambil ponselnya yang tergeletak dimeja. Alangkah terkejutnya saat hari ini adalah hari senin dan jam juga hampir pukul 7
"Bangsattt,ini hari senin? Gue pikir minggu anjer.." dengan cepat Krist mengambil handuk dan bergegas menuju kekamar mandinya.
Tidak lama kemudian Krist sudah selesai mandi. Ia segera memakai pakaiannya dan mengambil kunci mobilnya.
Ponselnya berdering dan nama Singto tertera diponsel hitam itu.
"Halo,kenapa?" tanya Krist sambil masuk kedalam mobilnya.
"Lo dimana Krist ini udah jam 7 lebih kok lo belum dikantor?"
Krist meringis. Yakin ini Krist bakal diomelin sama Singto."sorry gue bangunnya kesiangan jadi telat. Jam setengah 8 gue sampai sana"
"Ini Jakarta,lo yakin dalam waktu 20 atau 30 menit bakal sampai kantor?"
"Ya gak juga sih..," Ucap Krist ragu.
"Bagus. Gaji lo gue potong kalau gitu..."
"Woi anying,mana bisa begit...." tut tut
Krist kesal setengah mati. Bisa-bisanya dia lagi ngomong malah dimatiin ini telpon.
Hampir satu jam Krist telat karena terjebak macet. Tidak henti-hentinya Krist menyumpah serapahi pagi ini.
"Sial gara-gara kesiangan bangun gue jadi telat kekantor...," decak Krist.
"Krist tumben kamu telat?" saat memasuki kantor Krist bertemu dengan Zahra,teman kantornya.
"Eh iya nih kak. Tadi bangun kesiangan terus kena macet juga jadinya telat..."
"Kamu sih gak ngasih nomer telpon kamu. Kalau kamu kasihkan aku bisa bangunin kamu lewat telpon,Krist..," ucap Zahra genit.
"Hehe,iya kak aku lupa soalnya.."
"Yaudah masukin nomer telpon kamu disini..." ucap Zahra sambil menyerahkan ponselnya.
Krist menerima dengan ragu. Matanya mengedarkan pandangannya untuk mencari sosok Singto. Krist tersenyum senang saat merasa aman.
Akhirnya ia punya nomer telpon cewe cantik.
"Aku kasih ya kak. Kalau perlu kasih nomer telponku ke temen cewe yang lain juga..." kata Krist sambil tersenyum.
"Buat apa?" tanya Zahra dengan bingung.
"Gapapa,biar aku kenal sama cewe-cewe disini.."
"Krist kamu fuckboy?" ucap Zahra dengan terkekeh pelan.
"ekhem..ekhemm.." suara deheman itu membuat Krist dan Zahra yang sedang mengobrol langsung diam karna tegang.
"Eh pak Singto... Selamat pagi pak.. " sapa Zahra dengan ramah.
Singto hanya mengangguk."kamu balik kerja sana,Zahra. Krist biar saya yang urus.." suruh Singto dengan dingin. Zahra hanya menganggukkan kepalanya dan berlalu sambil membawa ponselnya.
"Udah telat...gak cepet masuk kerja malah caper kecewek... Gimana rasanya ngasih nomer telepon ke Zahra,hmm? Ohiya kalau gak salah denger juga tadi lo nyuruh buat nyebarin nomor telepon lo kesemua cewe yang kerja disini ya? Wow..." sindir Singto.
Krist diam,ia meneguk ludahnya kelu. Brengsek,mati aja dah dia kalau begini.
"Lo salah denger kali. Gue gak nyuruh kak Zahra buat nyebar nomor kok" kata Krist.
KAMU SEDANG MEMBACA
Simpanan Dospem🔞
ФэнтезиTentang seorang mahasiswa akhir yang susah mendapat acc dari seorang dospem,dan berakhir menjadi simpanan dosen muda dikampus. Singto prachaya dosen muda yang sudah beristri dan memiliki satu orang anak. Isinya capur aduk Note: bahasa non baku,vulg...
