Part 29

3.8K 374 97
                                        

Warn 🔞
Ini ada sekitar 2000 word lebih. Lumayan panjang yekan. Kalau nemu typo jadi itu bonus buat kalian.
Jan lupa kasih vote,thank you naa🧞‍♀️🧞‍♀️🧞‍♀️🧞‍♀️🧞‍♀️

Krist sibuk dengan pekerjaan menjadi sekretaris Singto. Walaupun Singto kekasihnya tapi dalam pekerjaan Singto benar-benar profesional,makanya kerjaannya juga numpuk. Tapi baru saja ia keluar dari ruangannya buat kepantry bikin kopi, Zahra teman kantornya datang menemui untuk meminta tolong.

"Hai Krist... Kebetulan ketemu disini,tadi aku mau masuk keruanganmu" sapa Zahra dengan ramah.

"Oh.  Hai kak Zahra.... Iya nih aku mau kepantry bikin kopi. Kenapa kak?" tanya Krist.

"Gapapa sih cuma aku mau minta tolong sama kamu" kata Zahra.

"Minta tolong apa?"

"Tolong anterin berkas ini keruangannya pak Singto ya,berkasnya harus ditandatangin. Nanti kalau udah kasih ke aku lagi aja.." jelas Zahra.

Krist menganggukkan kepalanya."oh iya deh boleh. Tapi aku mau bikin kopi dulu,gapapa kan?"

"Gapapa Krist santai aja sih. Yang penting nanti sebelum balik kerja harus udah ada tanda tangannya ya"

Krist menganggukkan kepalanya. Ia mengambil berkas itu dari tangan Zahra.
"Kalau gitu aku mau balik kerja dulu. Makasih yaa.." setelah itu Zahra meninggalkan Krist,sedangkan Krist pergi menuju dapur untu membuat kopi.

Krist menghirup aroma kopi yang baru saja dibuat,dan meniupnya sebentar sebelum meminum kopi itu."enak bat gila,berasa ngantuk gue ilang" kata Krist sambil tersenyum.

Krist membawa kopi itu dan tak lupa berkas untuk dimintakan tandatangan Singto.

Krist mengetuk pintu ruangan milik Singto pelan. Setelah dipersilakan masuk Krist langsung duduk dihadapan Singto.

"Tuh disuruh tanda tangan. Nanti berkasnya mau gue kasihin lagi ke kak Zahra"

Singto menatap berkas yag baru saja ditaruh didepanya dan mengalihkan pandangannya kearah Krist."kopi gue mana?"

"Hah?" Krist menatap Singto dengan bingung.

"Gue minta tandatangan bukan kopi"

Singto mendengus."gue haus gak ada minuman. Lo gak nawarin gue?"

"Inikan kopi gue. Bikin sendiri sono,jan mentang-mentang CEO lu minta secangkir kopi gue yang sungguh nikmat ini" ujar Krist sambil menyium aroma kopinya lagi.

Singto mendengus."gak usah kek anak kecil lah segala kek gitu"

"Cepet tandatanganin itu. Malah ngomongin kopi..." Krist memberi tatapan tajam kearah Singto.

"Gak,orang gue mau minta kopi lo dikit" .

Singto bangsat,kok ada sih orang kek Singto gini.

"Iya abis lo kasih tandatangan ini kopi buat lo dah" Krist akhirnya menyerah begitu saja.

Singto tersenyum juga."ngewenya juga ya"

"Bangsat,seharian ini udah 2 kali lo bilang ngewe ya" Krist rasanya ingin melakban mulut Singto yang enteng sekali mengatakan kata ngewe

"Ya gimana simba gue kangen rumahnya sih"  Singto memulak dirty talknya

"Gak. Kalau mau lo aja sini yang gue tusuk" ucapan Krist membuat Singto bergidik ngeri.

"Mulut lo sekata-kata kalau ngomong"

"Ya otak lo ngewe mulu sih pikirannya"

"Ya biarin gue kan pengen ngewe sama lo."

Simpanan Dospem🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang