Part 50

2.5K 289 56
                                        

Semenjak Singto tau keberadaan Krist dimana,Singto senang bukan main walaupun ia harus menahan cemburu saat melihat Krist pergi berdua dengan laki-laki yang tidak ia kenal.

"emang itu cowok ngerasa cakep apa deketin Krist begitu". Singto mengumpat kesal.

"daddy kenapa?". Tanya Fiat sambil menatap Singto yang terlihat kesal.

Singto baru sadar jika Fiat berada disamping kemudi. Singto hanya memberi senyuman keanaknya tanpa membalas ucapan Fiat.

Kabar baiknya, bahkan Singto mengetahui tempat tinggal milik Krist karena ia mengikuti mobil milik Nammon yang mengantar Krist dari jalan-jalan. Kurangajar memang,tapi jika ia tidak mengikuti mobil milik Nammon ia akan sampai sekarang tidak akan pernah tahu dimana keberadaan Krist.

"Fiat,kamu mau ngga janji sama daddy?". Singto memberhentikkan mobilnya saat mereka sudah sampai ditempat yang ia tinggali.

Fiat menatap daddynya dengan wajah polos."apa dad?".

"kalau Fiat liat om Kit,Fiat pura-pura ngga kenal ya. Kita bikin kejutan buat dia."

"daddy emang tau om Kit dimana? Katanya om Kit udah meninggal? Aku kan taku cama hantu dad". kata Fiat.

Rasanya,Singto ingin menjahit mulut anaknya ini.

"engga. Itu bohong,makanya kita bikin kejutan buat om Kit".

Fiat hanya menuruti ucapan daddynya. Padahal ia masih bingung dengan apa yang dimaksud daddynya.

***

Krist tidak bisa datang ke cafenya karena kakinya bahkan seluruh tubuhnya terasa pegal sekali. Ia cukup senang saat jalan-jalan bersama Nammon tapi badannya tidak bisa diajak kompromi.

"kasian badan gue,umur masih muda tapi tubuh udah jompo banget". Keluh Krist pada dirinya sendiri.

Krist berjalan keluar untuk melihat keadaan luar,ia penasaran dengan mobil berwarna putih yang terparkir tidak jauh dari rumahnya. Mobil itu sudah lebih 3 jam terparkir dibawah pohon,padahal saat pertama kali ia menempati rumah ini Krist tidak pernah melihat mobil itu sebelumnya.

"gembel banget itu orang,gak punya garasi tapi segala beli mobil". Krist menggelengkan kepalanya sambil menatap mobil itu yang didalamnya ada Singto yang selalu memantaunya.

Singto sendiri hanya senyum melihat Krist didepan rumah. Melihat Krist memakai baju over size sangat lucu sekali. Tapi sayang,ia tidak bisa memeluk tubuh itu.

"daddy itu om Kit,kita campelin yuk". Ajak Fiat. Singto yang mendengar anaknya langsung mengunci pintu mobilnya agar Fiat tidak melakukan tindakan diluar skenario author.

"jangan macem-macem kamu kalau ngga mau daddy tendang dari sini."ancam Singto.

Fiat cemberut."daddy celalu jahat cama Fiat cemenjak mommy gak ada."

"bukan jahat,tapi kamu sekali ini dengerin daddy dulu ya biar gak cadel. Fiat mau kan ketemu om Kit udah bisa ngomong R sama S?."

Fiat berpikir sejenak lalu mengangguk."ughh iya juga ya,ciapa tau kalau Piat udah ga cadel nanti aku bica nikah cama om Kit."

Celotehan Fiat membuat Singto terkejut. Oh,ia jadi tau rencana Fiat yang ingin menikung bapaknya. Sungguh tidak berakhlak sekali si cadel ini.

"Fiat sayang kamu masih kecil,makan masih ikut daddy,kencing sama berak masih daddy yang cebokin,ngomong masih cadel jangan sok ngomongin mau nikah."

Fiat menatap daddynya dengan senyum kalem tapi terlihat menyebalkan dimata Singto."aku macih kecil tapi nantikan aku bakal jadi olang gede kaya daddy. Jadi,daddy tenang aja ya. Piat bakal jagain om Kit kaya daddy jagain mommy dulu".

Simpanan Dospem🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang