Part 34 🔞🗿

8K 415 341
                                    

Warn!!!
Demi apapun ini cerita yang gue buat untuk orang diatas 18 tahun. Jadi yang belum gue mohon dengan sangat jangan baca untuk kesehatan otak kalian sendiri.
Bahasa yang gue gunain juga kasar,vulgar dan juga jorok.

Krist benar-benar menghindari Singto. Bahkan Krist seakan-akan tidak mengenal Singto membuat Singto uring-uringan dikantor saat ini.

Hari ini seperti biasa Krist bekerja menjadi sekretaris Singto,bedanya Krist bersifat sangat formal padanya.

Tok tok tok

"Permisi..." Krist mengetuk terlebih dahulu sebelum melangkahkan kakinya masuk.

Mata mereka berdua bersitatap beberapa detik hingga Krist sadar dan memutuskan pandangan mereka.

Singto sendiri pura-pura sibuk dengan berkasnya.

"Pak Singto,hari ini bapak akan menghadiri rapat yang akan diadakan pukul 5 sore. Sekalian saya ingin meminta tanda tangan bapak untuk berkas ini" setelah menjelaskan kegiatan Singto,Krist lalu menaruh berkas yang akan ditanda tangani.

Singto tanpa banyak bicara lalu menandatangani berkas itu lalu diambil buru-buru oleh Krist.

"Kalau begitu saya pamit dulu,terimakasih pak" Krist berdiri dari duduknya ingin berjalan keluar.

"Krist...," panggil Singto tiba-tiba.

Krist menghentikan langkahnya dan Menatap Singto."ada apa pak?"

Singto menelan lidahnya kelu saat melihat sikap Krist yang formal padanya."lo masih marah ya sama gue?"

Krist tersenyum lalu menggelengkan kepalanya."marah untuk apa pak? Saya tidak marah pada bapak"

"Berhenti bersikap formal sama gue Krist! Lo dulu bilangkan kalau lo gak suka kalau kita ngobrol formal gini?"

"Bapak itu atasan saya jadi saya harus menghormati bapak."

"Krist gue----.... Gue minta maaf untuk semuanya" Ucap Singto dengan suara lemas.

Krist menganggukkan kepalanya."iya,saya juga minta maaf pada bapak kalau ada salah. Saya pamit kembali keruangan saya kalau begitu..."

Singto hanya diam tanpa membalas ucapan Krist yang sudah pergi meninggalkan ruangannya.

Krist tidak kembali keruangannya,ia memilih kepantry untuk membuat kopi.

Ia duduk disana untuk menenangkan pikirannya yang campur aduk.
Munafik jika ia tidak patah hati saat harus mengakhiri hubungannya dengan Singto.
Tapi ia sendiri tidak mau jika harus mengecewakan banyak orang walaupun ia sendiri kecewa.

Jika boleh egois ia ingin memiliki Singto seutuhnya. Singto tempatnya ia pulang walaupun mereka sering bertengkar.

Tapi mereka sudah berakhir,lalu ia harus pulang kemana?
Krist sudah menaruh separuh hatinya bahkan hidupnya pada Singto ketika kedua orangtuanya sibuk bekerja.

Singto yang selalu ada untuknya,Singto yang selalu membawakan makanan favoritenya. Singto yang merawatnya ketika sakit. Sekarang ia harus bagaimana?

Krist menenggelamkan wajahnya diantara lipatan sikunya dan menangis sesenggukkan disana,sendiri tanpa adanya Singto disisinya lagi.

Untuk kedua kalinya ia patah hati dan hancur secara bersamaan.

Seseorang menepuk bahunya membuat Krist terkejut lalu buru-buru mengelap airmatanya menggunakan kemeja yang ia pakai.
"Krist,kamu nangis?" wanita bernama Angel itu duduk disamping Krist.

"E-enggak kok kak,hehe"

"Jangan bohong! Kamu lagi ada masalah sama pak Singto ya?"

"Engga ada kak. Kami baik-baik aja,hehe" jawab Krist.

Simpanan Dospem🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang