Part 24

3.8K 331 80
                                    

Krist kembali kerumahnya dengan badan yang luar biasa sakit. Sial Singto,ia menggarap tubuhnya habis-habisan.

Telepon berdering membuat Krist mengangkat telp dengan Vi

"Menurut lo? Badan gue sakit semua,apa lagi anal gue juga sakit jing"

Singto terkekeh membuat Krist tambah dongkol.

"Yaudah,abis gue dari kampus mampir kerumah lo dulu buat ngobatin luka lo. Gue udah beli obatnya. Sekalian deh bawa makanan buat lo. gue tau,kesayangan Singto ini pasti laper" kata Singto

Krist diam-diam tersenyum. "Idih najis banget bahasanya"

Singto terkekeh."gue tebak sekarang lo lagi senyum-senyum baper"

Krist langsung merubah ekspresinya menjadi cuek."kaga. Ga usah sok tau.."

"'Yaudah deh,kalau gitu gue tutup telpnya ya. Gue mau kerumah lo sekarang"  Singto langsung memutus panggilan secara sepihak.

Krist yang merasa lelah langsung menaruh ponselnya dimeja dan beranjak tidur.

Tidak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 4 sore. Krist yang cape tidur juga langsung bangun tepat pintu rumahnya diketuk.

Krist berjalan menuju pintu dengan lunglai.

"Krist,kok pucet banget sih?" tanya Singto dengan nada khawatir saat melihat Krist yang pucat pasi.

"Gapapa. Gue cuma lemes aja sih..." jawab Krist dengan pelan.

Singto yang panik menarik Krist kekamar dan merebahkan tubuh Krist yang panas.

"Lo tuh sakit tau. Sebentar... Gue mau nyiapin air buat ngekompres sama makanannya dulu.." Singto keluar kamar menuju dapur untuk menyiapkan keperluannya.

"Makan dulu ya,Krist..." Singto membantu Krist untuk duduk bersandar dikepala ranjang.

Singto dengan telaten menyuapkan bubur kemulut Krist. "Abis ini minum obatnya biar panasnya turun.."

Krist hanya menganggukkan kepala dengan lemah. Singto meringis pelan melihat keadaan Krist yang seperti ini.

Singto mengambil beberapa tablet obat untuk diminum Krist. Krist menurut meminum obat itu dengan cepat.

"Cepet sembuh ya Krist..." kata Singto sambil mengusap dahi Krist.

"Jangan deket-deket gue..." Kata Krist dengan suara lemah.

Singto mengernyitkan dahinya."emang kenapa??"

"Nanti lo ketularan sakit kek gue.."

Singto semakin mendekat bahkan memeluk Krist erat."gapapa gue ketularan sakit asal lo sembuh. Gak tega gue liat lo sakit begini" kata Singto sambil mengusap belakang kepala Krist.

"Tidur deh gue temenin"  Singto menaikkan selimutnya hingga menutup seluruh tubuh Krist.

Badan Krist lumayan panas makanya Singto takut banget kalau nambah parah nanti.

Hampir dua jam Krist tidur,tapi mulutnya terus menginggau.

"D-dinginnn....," Singto yang mendengarnya langsung terbangun.

"Krist,bangun..." suara Singto yang bergetar menandakan bahwa ia benar-benar khawatir.

Singto cepat-cepat menelpon dokter untuk mengobati Krist yang demamnya tak kunjung turun.

Skipppppppppp

Dokter hanya mengatakan bahwa Krist terkena demam karena kelelahan. Jadi dokter memberi obat penurun panas dan pereda pusing jika Krist membutuhkannya

Simpanan Dospem🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang