Singto sekarang harus sudah terbiasa bangun pagi karena ia harus menyiapkan sarapan untuk dirinya dan juga anak semata wayangnya.
"daddy,aku becok mau cekolah." Fiat menghampiri daddnya yang sedang mengaduk susu yang biasa ia minum.
Singto menatap Fiat."beneran kamu mau sekolah? Kamu masih cedel,kalau dikatain sama temennya gimana?."
Fiat cemberut."tapi aku pengen cekolah dad. Kalau aku Cuma dilumah aku tambah bodoh,daddy ngga pelnah ngajalin aku apa-apa". Jawaban Fiat membuat Singto kena mental. Benar juga sih yang dikatakan anaknya jika ia tidak pernah ada waktu untuk mengajari anaknya belajar karena ia kadang sibuk bekerja atau saat bersama Krist malah sibuk ngewski. Singto menghela nafasnya saat rasa sesak menghantam dadanya. Rasa sedih dan bersalah melebur menjadi satu.
Singto menundukkan badannya hingga tubuhnya sama tinggi dengan anaknya. Tangannya mengelus pelan kepala Fiat dengan sayang."anak daddy beneran mau sekolah disini? Udah siap ketemu sama orang banyak?." Tanya Singto dengan nada lembut.
Fiat dengan semangat menganggukkan kepalanya."iya,aku cudah ciap. Daddy taukan aku mau ketemu cama om Kit itu halus jadi olang pintal dan gak cadel lagi. Malu dong Piat mau nikah cama om Kit tapi macih cadel begini." Lagi-lagi Singto dibuat dongkol oleh anaknya.
"om Kit udah dewasa sedangkan kamu SD aja belum. Kamu belajar,kuliah terus kerja biar jadi orang sukses kaya daddy. Perjalanan hidup kamu masih panjang."
"emang kalau aku kelja banyak uang om Kit bakal cuka cama aku dad?." Tanya Fiat dengan nada polosnya.
Singto benar-benar diuji."bukan sama om Krist,tapi seenggaknya kalau Fiat jadi orang sukses Fiat akan bangga bahkan wanita itu bakal dateng dengan sendirinya. Kalau kamu miskin,walaupun wajah kamu gantengnya kaya daddy cewek gak akan mau. Jaman sekarang ganteng bukan yang utama tapi uang dan tanggungjawabnya kamu sebagai laki-laki." Jelas Singto panjang lebar.
"okay daddy aku bakal jadi olang cukces nanti."
"Fiat,daddy mau tanya."
"daddy mau tanya apa?".
"menurut kamu daddy gagal jadi ayah buat kamu ngga?.''
Fiat yang mendengar pertanyaan daddynya langsung memeluk tubuh Singto."daddy ngga pelnah gagal jadi ayah. Aku ceneng banget punya daddy walaupun aku juga cedih kalna mommy meninggal. Daddy janji ya jangan tinggalin Piat kaya mommy ninggalin Piat. Piat takut cendilian." Fiat menangis dipundak Singto.
Singto mendekap tubuh Fiat dengan sayang."daddy janji ngga akan ninggalin kamu. Kecuali maut itu yang jemput daddy."
---
"deuh sedihnya jadi orang ngga punya. Beli sabun mandi aja harus dipotong dua bagian,shampo abis kudu diisi air lagi. Tuhan semoga besok pagi setelah saya membuka mata,selain udara yang kuhirup segar yaitu aku bangun menjadi orang kaya raya." Krist berbicara sendiri sambil merebahkan tubuhnya dikasur,matanya menerawang diatas langit-langit kamarnya. Memutar ingatan kembali waktu ia selalu menghabiskan waktu bersama teman-temannya dan juga Singto.
"Fiat sekarang apa kabar ya? Masih cadel apa engga? Kok tiba-tiba gue kangen mereka sih". Krist berbicara dengan diri sendiri karena ia tidak ada teman mengobrol.
Tangannya mengelus perutnya yang sudah terlihat membuncit."kasian banget ya kamu nak,belum brojol aja udah ngga punya ayah disamping kamu. Maafin papa ya karena buat kamu kesepian.".
TOK TOK TOK
Krist menatap jam yang ada didinding saat mendengar ketukan pintu. Siapa yang malam malam begini datang kerumahnya.
Dengan langkah malas ia berjalan menuju pintu,saat pintu itu sudah terbuka Krist sangat tercengang ketika melihat ada kedua orang yang ia rindukan selama ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Simpanan Dospem🔞
FantasiTentang seorang mahasiswa akhir yang susah mendapat acc dari seorang dospem,dan berakhir menjadi simpanan dosen muda dikampus. Singto prachaya dosen muda yang sudah beristri dan memiliki satu orang anak. Isinya capur aduk Note: bahasa non baku,vulg...