Part 40

2.8K 372 170
                                        

"Ayo Singto bangun.. Kita ngewe lagi,gue gak akan nolak. serius deh cuma gue mau minta imbalannya aja...," Krist menggigit bibirnya untuk menahan isakannya.

"G-gue cuma mau minta kalau lo bangun dan selalu ada buat gue. Gue mau kita ngebesarin dan ngerawat Fiat sama calon anak kita dengan baik...,"

"...."

"Eh,lo gak pengen apa ngerasain gue repotin sama ngidam gue? Kayanya lucu ya? Bangun Singto..." Krist menangis sambil memeluk tangan Singto. Ia tidak kuat melihat Singto yang terbaring di ranjang rumah sakit .

"Kristtt....," suara pelan dan lemah dari seseorang membuat Krist menghentikan tangisannya.

Krist mendongakkan kepala,matanya yang sembab langsung bersitatap dengan mata Singto yang masih menyipit untuk membiasakan cahaya yang silau.

"Singtoo...," pekik Krist.
Ia menangis lagi,tangis antara rasa terharu melihat Singto sudah sadar.

"Gue panggilin dokter ya,biar lo diperiksa..." Singto mengangguk lemah,Krist langsung keluar untuk memanggil dokter agar Singto diperiksa.

Tak lama,ia kembali dengan diikuti dokter. Dokter itu memeriksa Singto. Ia lalu melepas stetoskop dan menatap kearah Krist."untuk pasien sudah cukup membaik. Hanya saja luka dipunggungnya masih basah jadi belum sembuh benar..."

"S-saya b-bisa p-pulang k-kapan,dok?" tanya Singto,suaranya masih sangat lemas.

Dokter itu tersenyum."satu minggu lagi ya,kalau lukanya udah cukup kering bapak bisa pulang. Kalau begitu saya permisi terlebih dahulu.,"

Krist tersenyum ia lalu mengucapkan terimakasih pada dokter itu karena sudah memeriksa Singto.

"Krist...?" panggil Singto dengan suara lemas.

Krist tersenyum lalu menggenggam tangan Singto dengan erat."lo jangan ngomong dulu ya. Ohiya,lo pasti haus. Minum dulu ya..."

Singto tersenyum ia membuka mulutnya saat Krist mengarahkan sedotan itu ke bibirnya.

"Rasanya gimana minumannya,To?" tanya Krist.

Singto mengernyit."gak ada rasanya,kan ini air putih..,"

Krist terkekeh pelan."hehe,iya ya. Gue lama gak ngobrol sama lo jadi guenya gugup...,"

Singto meringis pelan saat merasa nyeri dipunggungnya.

"Eh masih sakit ya? Jangan gerak-gerak dulu To...,"

"Kalau gue gak gerak-gerak nanti gue lumpuh..," jawab Singto.

"Ish jangan ngomong kaya gitu. Ucapan tuh doa...," Sungut Krist.

Singto tersenyum tipis."sini Krist kepala lo deketin ketangan gue..,"

Krist mengernyit."buat apa?"

"Udah sini buruan...,"

Krist hanya menghela nafasnya. Ia lalu mengangkat tangan Singto lalu menaruh didekat kepalanya. Awalnya ia bingung,tapi saat merasakan elusan dikepalanya membuat Krist tersenyum.

"Ish,modus lo ya. Baru bangun udah modus aja lo...,"

"Enggak gitu,tangan gue aneh kalau gak megang lo. Gue juga kangen banget,pengen peluk tapi posisi gue yang kek gini gak bisa apa-apa. Makanya gue ngelus kepala lo dulu baru kalau gue udah selesai,gue elus semua badan lo...,"

Krist mendengus."gue pikir pas lo bangun udah gak mesum lagi,taunya masih mesum...,"

Singto terkekeh pelan."iya dong. Singto Prachaya selain cakep harus ngerti apa yang dimau pasangannya...,"

Simpanan Dospem🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang