44. Aku sangat menyayangimu, Jennie.

474 32 86
                                    

Jaebum tersenyum mendengar perkataan Jennie, dan ia terus mencium kepala Jennie dengan tangan yang terus mengalung di tubuh Jennie.

Dan photograper itu tiba-tiba kembali memfoto kemesraan dari keduanya.

"Aku menyayangimu Jennie, aku sangat menyayangimu..." Jaebum benar-benar memeluk Jennie dengan sangat erat.

.

.

Sesi photoshoot berakhir pukul 22.35 waktu Stockholm, dan Jaebum meminta agar ia malam ini mengantarkan Jennie pulang ke hotel. Para staff YG yang mendampingi sudah pulang lebih dulu dengan tanpa adanya Jennie.

Seperti biasa penyakit memasangkan seatbelt selalu Jaebum lakukan pada seseorang yang duduk di sampingnya. Dan ia melajukan mobilnya dengan kecepatan sedikit rendah menuju arah hotel tempat Jennie dan para staff YG menginap.

"Oppa..."

"Iya?" Jawab Jaebum dengan pandangan matanya masih tertuju ke arah jalanan

"Aku belum ingin pulang"

Jaebum menoleh ke arah Jennie ketika Jennie mengatakan hal tersebut.

"Kenapa seperti itu, Ini sudah malam. Besok kau harus bekerja kembali bukan?" Jaebum kembali menatap jalanan di depannya dan sesekali menoleh ke arah Jennie.

"Aku ingin mengeluarkan penat setelah bekerja, sebentar saja boleh?" Jennie langsung menampilkan wajah memelas nya pada Jaebum.

"Tidak, kau harus secepatnya pulang"

"Aku mohon..."

Jaebum menoleh "Hmm..Kau ini paling bisa...Baiklah kita ke taman kota saja ya, tapi hanya sebentar"

"Yeayyy!!" Ucap Jennie antusias

Jaebum terkekeh melihat tingkah Jennie tersebut dan lalu langsung mengacak rambut Jennie.

***

Disisi lain pada sore hari, Seulgi tengah berada di sebuah bukit Naksan dan terduduk di sebuah kursi kayu dengan pandangannya yang terus terfokus ke sebuah lapangan bola basket yang berjarak 5 meter di depannya. Ia hanya seorang diri di tempat ini, entahlah rutinitasnya ketika merindu hanya bisa datang ke tempat ini.

"Hmmmrrgh"

Deg!

Lamunannya seketika sirna ketika telinganya berhasil mendengar suara gerhaman yang sering ia dengar di sebuah film horor.

Seulgi menghela nafas mencoba mengusir fikiran nya yang tidak-tidak mengenai tempat yang sekarang sedang ia singgahi saat ini.

"Hmmmrrgh"

Husssh 🌬

Dan seketika tengkuk lehernya terasa ada yang meniupnya. Dingin jelas dingin karena rambutnya tengah ia ikat ia benar-benar berhasil mendapatkan hembusan lewat tengkuk lehernya itu. Ia enggan untuk menoleh karena ia merasa tak perlu untuk menoleh untuk memastikannya.

"Hanya angin, calm Gi"

Dan ia mencoba mengusir pikiran horornya dan kembali menatap lapangan bola basket yang ada di depannya. Kemudian melirik kan matanya kekanan dan kekiri untuk melihat situasi, dan ia masih enggan untuk menoleh ke belakang.

Husssh 🌬

Lagi-lagi terasa tiupan mengenai leher belakang nya kembali dan kali ini tiupan nya semakin kuat ia rasakan.

Second Love Im Jaebeom (Sebagian Tulisan Di Revisi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang