❛ ━━━━━━・❪ 55 ❫・━━━━━━ ❜

147 13 70
                                    

Sudah terhitung 2 minggu keberadaan ayahnya di Korea dan selama 2 minggu itu juga Jaebeom tetap tinggal dalam satu atap yang sama bersama Ayahnya, di rumah inti. Ibunya yang bernama Sung Ryung masih memiliki pekerjaan yang cukup padat di Swedia sehingga belum bisa untuk menyempatkan datang ke Korea untuk menemui putra semata wayangnya ini.

Jaebeom di dalam kamar tengah memilih dan memilah pakaian yang tepat untuk di kenakannya ketika berkencan dengan Seulgi. Ya, ia akan berkencan dengan Seulgi sekitar pukul 20.30 KST pada malam ini namun waktu baru menujukan pukul 18.00 KST, ia masih memiliki cukup banyak waktu untuk bertemu dengan Seulgi.

Karena ia ingin berjalan-jalan dengan menghirup udara malam kota Seoul dengan menggunakan sepeda motor akhirnya Jaebeom memutuskan untuk memakai pakaian casual jaket kulit untuk menunjang penampilannya. Jarak rumah inti menuju tempat yang telah di tentukan oleh Seulgi untuk bertemu cukup memakan waktu dalam berkendara, itu sebabnya saat ini Jaebeom tengah bersiap-siap untuk menunjang penampilannya tersebut.

Saat membuka sebuah nakas aksesoris khusus jam tangan, matanya mengedar untuk melihat jam tangan mana yang benar-benar cocok dengan penampilannya saat ini namun edaran matanya seketika terhenti saat melihat sebuah jam tangan Couple yang ia miliki tersimpan rapi di nakasnya. Ya, sebuah jam tangan couple yang ia miliki bersama Jennie dan seketika itu juga ia teringat dengan Jennie.

Jaebeom baru menyadari bahwa sedari kemarin ia tidak berkabar dengan Jennie.

Jaebeom langsung mengecek ponselnya dan benar saja tidak ada pesan maupun panggilan masuk pada ponselnya dari nomor Jennie.

Jaebeom mencoba untuk menghubungi nomor Jennie dan panggilan itu terhubung namun sang pemilik tidak kunjung mengangkat telponnya ini.

"Apa kau sedang sibuk? Kenapa tidak mengangkat panggilan ku" Gumamnya dengan masih menempelkan handphone pada telinganya.

Saat beberapa lama panggilannya terhubung namun tidak kunjung di angkat oleh Jennie lantas ia menghela nafas pasrah. "Mungkin dia sibuk".

Setelah mengatakan kalimat tersebut lantas Jaebeom kembali pada nakas koleksi jam tangannya, setelah itu berlalu untuk segera keluar dari dalam kamarnya ini.

Ketika ia menuruni anak tangga ia melihat Ayahnya tengah menerima panggilan.

"Maaf Tuan, Mr. Joseph sudah ada di depan".

"Dia sudah datang? Kalau begitu segera kau siapkan minuman".

Setelah Jaebeom benar-benar menginjakkan kakinya di lantai dasar Ayahnya menoleh dan menautkan alis bingung. "Mau kemana kau Boy?"

"Keluar, menghirup udara segar".

"Menggunakan motor?"

Jaebeom mengangguk mengiyakan.

"Yasudah hati-hati"

Jaebeom langsung meninggalkan ayahnya yang masih berada di dalam rumah dan ia melihat ayah Steven yaitu Joseph Liu berada di teras rumah tengah mengobrol dengan Ryan.

"Oh.., Def"

"Hi Paman" Ia sedikit tersenyum menjawab sapaan dari Joseph. "How are you?"

Tersenyum. "I'm good, oh ya omong-omong keren sekali penampilan mu malam ini, mau kemana?"

"Biasa anak muda"

Joseph tersenyum dan menepuk-nepuk lengan Jaebeom. "Be careful"

"Usahakan jangan pulang dalam keadaan terlalu mabuk Tuan Muda, kabari aku jika kau sampai tidak bisa mengendarai kendaraan mu ketika akan pulang nanti"

Second Love Im Jaebeom (Sebagian Tulisan Di Revisi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang