❛ ━━💀━━━・❪ 56 ❫・━━☠️━━━ ❜

114 18 12
                                    

Setelah mendekat dan melihat dengan jelas wajah dari seseorang yang tengah berbaring dan meringkuk, seketika mata Krystal membulat dan ia langsung membuang asal tongkat baseball yang sedari tadi di pegang erat olehnya.

"Jaebeom!!"

Krystal memangku kepala Jaebeom "Hey! Bangun! Kumohon, bangun! Apa yang terjadi denganmu Michin" Mata Krystal mulai berkaca-kaca karena Jaebeom tak kunjung membuka matanya.

Krystal melihat ke sekitar, tidak ada siapapun di tempat ini dan Jaebeom tergeletak di tempat ini seorang diri dengan tanpa ada kendaraan. Lalu, bagaimana bisa Jaebeom terkapar dalam keadaan parah seperti ini di tempat ini? Siapa yang sudah mencelakai nya?

"Nuna sebaiknya kita segera bawa JayB Hyung kerumah sakit". Jason benar-benar panik melihat Jaebeom terkapar dengan bersimbah darah seperti itu.

Krystal mengangguk dengan perasaan cemas, membiarkan Jason mengangkat tubuh Jaebeom ke dalam mobil.

"Kau duduk di belakang saja Nuna" Jason menyuruh demikian dan Krystal langsung masuk kedalam mobil lalu memangku kepala Jaebeom.

Mobil mulai melaju meninggalkan tempat sepi itu.

"Cepat kendarai mobilnya Jason, aku mohon". Krystal benar-benar panik, darah segar tidak henti-hentinya keluar dari hidung dan mulut Jaebeom.

Jason menambah kecepatan berkendara nya setelah mendapat perintah.

"Bertahanlah Michin" Lirih Krystal di tengah kecemasan nya, Krystal terus menangkup wajah Jaebeom.

"Nuna, apa kau memiliki kontak keluarganya?" Jason melihat pada Krystal yang ada di belakangnya, sepupunya itu terlihat sangat cemas melihat kondisi Jaebeom saat ini.

"Jason tolong cepat!"

***

Seulgi tiba di rumah orangtuanya di antar pulang oleh Kai. Karena Ayahnya Seulgi terus menghubungi Kai.

"Sudah kau langsung pulang saja, terimakasih sudah mengantarku pulang"

"Bagaimana dengan lukamu?"

Seulgi memperlihatkan luka di siku tangan dan lutut yang sudah berhasil di samarkan berkat bantuan pondition yang di belinya di toserba 24 jam ketika akan sampai ke rumah.

"Aman.. Sud-"

"Ayahmu" Tunjuk Kai tiba-tiba dan Seulgi melihat ke arah tunjuk tangan Kai.

Seulgi menepuk keningnya sendiri saat melihat ayahnya kini sudah ada di depan rumah.

"Ayo" Kai hendak keluar, namun di tahan oleh Seulgi.

"Jangan bicara macam-macam mengenai kejadian malam ini"

Kai tidak menjawab, ia benar-benar hendak berlalu.

"Jongin-ah aku mohon"

Kai melihat pada tangan Seulgi yang menahan lengannya kemudian ia mengangguk. "Kau tenang saja" Setelah ia mengatakan kalimat ini tangan Seulgi terlepas pada tangannya. Dan keduanya kini segera turun dari dalam mobil.

"Darimana saja kalian ini?" Melihat pada Kai dan Seulgi, "Dan kau, kenapa kau mengabaikan panggilan ku?" Sorot matanya tajam menatap Kai

"Kau di berikan kepercayaan olehku, bukan berarti kau bisa semena-mena memanfaatkan kepercayaan ku! Membawa anak gadisku sampai selurut ini, dimana pikiranmu Jongin?!"

"Maafkan aku paman" Menundukkan pandangan.

"Maaf? Kau harus belajar mempertanggungjawabkan perkataan mu, aku bahkan sudah berpesan padamu... mengapa kau mengkhianati ku.. Kau tahu, di saat kau sulit untuk di hubungi, aku benar-benar mencemaskan putriku.. Bagimana bisa kau melakukan itu padaku"

Second Love Im Jaebeom (Sebagian Tulisan Di Revisi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang