2. Begging

2.6K 285 48
                                    

Jika Juna tidak pernah suka dengan segala kerumitan makhluk Tuhan yang bernama 'perempuan', maka Freya tidak suka dengan segala situasi yang mengajaknya dalam hubungan sang sahabat dan kekasihnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jika Juna tidak pernah suka dengan segala kerumitan makhluk Tuhan yang bernama 'perempuan', maka Freya tidak suka dengan segala situasi yang mengajaknya dalam hubungan sang sahabat dan kekasihnya. Sekalipun itu Lina—pacar Juna yang paling dekat dengan Freya dibandingkan yang lain—Freya tetap tidak suka.

Dia sudah menolak untuk diantar pulang oleh Juna, tetapi laki-laki itu malah menyeretnya masuk mobil dan langsung tancap gas meninggalkan Mie Ayam Lidah Bergoyang. Alhasil, Freya harus bungkam selama perjalanan, menjadi penonton drama Juna dan Lina yang ada di depan. Dia baru bisa bernapas lega begitu sampai di depan rumah indekosnya.

"Frey, jangan dulu turun, dong."

Baru saja Freya hendak membuka pintu, harus tertahan karena suara memelas Lina. Gadis itu tersenyum tipis. "Gue ada tugas yang harus dikumpulin besok, Lin. Lagian, baiknya hubungan kalian emang dibicarakan berdua, secara baik-baik gitu, dari hati ke hati." Freya menendang kursi kemudi. "Iya, 'kan, Jun?"

"Iyaaa," jawab Juna dengan malas.

Lina melirik sang pacar sekilas, lalu kembali memohon pada Freya. "Lo tahu sendiri, Frey, dia iya-iya di depan lo doang. Gue yakin, Juna gak bakal mau dengerin gue."

"Tenang aja, Juna tadi udah janji sama gue, bakal diskusiin semuanya dengan baik." Freya tersenyum tipis. Dia berusaha terlihat ramah, padahal sudah sangat ingin pergi dari sana. "Pokoknya, kalian obrolin aja dulu. Kalau ada apa-apa, lo kasih tahu gue. Pasti ada jalan keluar yang lebih baik dari putus." Freya kembali menendang pintu kemudi. "Iya, 'kan, Jun?"

"Heem," gumam Juna tanpa menoleh sedikit pun. "Udah, turun sana. Bukannya ada tugas yang harus beres besok, ya?"

Freya tersenyum. Dia langsung turun setelah melambaikan tangan pada Lina. Ia setia berdiri di depan gerbang sampai mobil Juna hilang di belokan pertama. "Juna ... Juna .... Kapan lo bakal berubah, sih, Jun?" Sambil geleng-geleng kepala, Freya memasuki rumah indekosnya. Tidak ada tugas, dia akan langsung mandi dan menonton drama korea sampai malam.

Sementara di dalam mobil, suasana antara Juna dan Lina terasa begitu dingin. Berulang kali Lina mencuri pandang, menebak-nebak kapan Juna akan memulai diskusi di antara mereka. Namun, melihat betapa tak acuhnya laki-laki itu, sepertinya tidak akan ada obrolan di antara mereka jika bukan Lina yang memulai.

"Jun, aku gak mau putus." Untuk kesekian kali, Lina mengatakan hal yang sama. Dia tidak ingin hubungan mereka yang baru seminggu itu berakhir begitu saja. "Aku sayang sama kamu, Jun. Dan aku janji, aku gak akan marah gak jelas lagi, atur cara berpakaian kamu lagi. Tapi aku mohon, jangan putus. Ya?"

Juna melirik Lina dari sudut mata sambil tersenyum miring. "Baru seminggu pacaran, tapi lo udah sayang sama gue? Lo semurah hati itu?" tanyanya, dengan nada yang mengejek sembari kembali melihat ke jalanan. "Sayangnya, gue belum sayang sama lo. Makanya, tekad gue buat putus itu udah bulat banget."

Let It Fall [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang