Perhatian Vian langsung teralihkan ke pintu masuk. Dari sana, sekretarisnya berlenggang memasuki ruang kerja. Dia berdiri di hadapan Vian dengan wajah tidak percaya diri, tidak seperti biasanya. Melihat itu, Vian langsung menyimpan berkas yang ada di hadapannya dan memusatkan perhatian pada sang sekretaris.
"Ada apa?"
"Begini, Pak." Sang sekretaris menatap Vian takut-takut. Lalu, dia menarik napas dalam-dalam, berusaha mengumpulkan keberanian. "Ada perempuan yang membuat keributan di bawah. Dia ingin bertemu dengan Bapak, tapi belum buat janji sebelumnya."
Kening Vian berkerut seketika. "Namanya siapa?"
"Evelyn."
Raut wajah Vian berubah seketika. Awalnya dia memperlihatkan wajah santai, tetapi kini ia tampak tegang. Bahkan, untuk beberapa saat Vian memejamkan matanya, seperti sedang berusaha menahan sesuatu. Lalu, dia bangkit dari duduknya dan pergi dari ruang kerja dengan langkah panjang.
Perasaan Vian sudah sangat tidak tenang sejak kemarin sore. Panggilan itu berhasil menyita sebagian pikirannya. Dan sekarang, teror yang ia terima sudah naik ke level paling tinggi. Tamu tak diundang membuat keributan di lobi kantor.
"Xavian!" teriak seorang perempuan begitu lift khusus para petinggi perusahaan terbuka. Dengan langkah ceria, dia segera berlari menuju Vian sembari tersenyum lebar. "Hi, Babe. I miss you so bad."
Vian berusaha melepaskan rangkulan perempuan itu. "Eve, we're in public. Don't be like this," peringat Vian sambil terus berusaha meloloskan diri.
"Let me take off the longing. Do you not you miss me too?" Semakin parah, perempuan yang dipanggil Eve itu justru mendaratkan kepalanya di bahu Vian. "And look at you. This suit and tie are very suitable for your body. I like it!" Sekarang, dia sudah mencolek dagu Vian dan mengedipkan sebelah matanya penuh goda.
Lantas, Vian membuang muka secepat mungkin. Dia bisa melihat ada banyak pasang mata yang saat ini tertuju pada mereka berdua. Bahkan, OB saja sampai memutar lehernya sambil terus menggerakkan lap pel untuk menyaksikan apa yang dilakukan Evelyn. Tidak ingin merusak reputasinya, Vian segera menarik Evelyn ke dalam lift. Dan begitu pintu tertutup, Vian langsung mendorong tubuh Evelyn dengan kasar.
"What the hell are you doing, Eve?" tanya Vian dengan suara yang begitu rendah. "Kamu gak punya otak? Kamu mau mereka semua membicarakan yang tidak-tidak tentang saya? Mau saya tidak dihormati lagi di sini?"
Dengan bibir yang mengerucut, Evelyn mengusap bahunya yang terasa sakit karena berbenturan dengan dinding lift. "Aku gak bermaksud gitu. Aku hanya senang bisa ketemu kamu lagi. Dan kamu tahu? Karyawan kamu itu gak sopan sama aku." Lalu, secepat kilat ekspresinya itu berubah ceria. "But, yeah ... I like your appearance like this."
"Kenapa? Penampilan yang seperti ini membuat saya terlihat kaya? Jas dan dasi ini membuat kamu menginginkan saya kembali?" sarkas Vian.
Dan anehnya, Evelyn malah mengangguk penuh semangat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Let It Fall [Tamat]
ChickLitJika untuk perempuan lain Juna adalah buaya darat yang pesonanya tidak bisa ditolak, bagi Freya dia hanya laki-laki tengil yang gemar membuatnya dalam masalah. Di balik sikapnya yang brengsek, dia adalah anak manja yang akan langsung merengek saat F...