25. Period

1.3K 173 9
                                    

Freya melangkah menuju indekos setelah membayar jasa ojek online

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Freya melangkah menuju indekos setelah membayar jasa ojek online. Ia sama sekali tidak berniat merapikan rambut yang berantakan karena helm. Tenaga Freya sudah terkuras habis. Oleh mata kuliah dosen killer, kesal karena masih teman satu proyeknya tidak bisa diajak kerja sama, juga sakit perut karena menstruasi.

Bahkan, pergerakannya saat menggeser ikon hijau untuk menerima panggilan saja sudah mirip kukang.

"Halo, Frey. Udah sampai kos?" Suara Vian terdengar begitu panggilan terhubung.

"Ini baru sampai," jawab Freya seadanya. "Kak Vian udah pulang dari kantor?"

"Udah, saya baru masuk rumah." Lalu, Vian terdiam beberapa saat. Dia kembali bicara setelah menghela napas panjang. "Frey, saya benar-benar minta maaf. Kayaknya, makan malam kita batal, deh."

Langkah Freya langsung terhenti saat itu juga. Ya Allah, terima kasih atas pertolongan ini. "Oh, gitu, ya? Kenapa? Kak Vian sibuk?" tanya Freya, masih diam di tempat. Tolong jawab iya. Gue gak bisa pergi dengan keadaan kayak gini. Gak sanggup!

"Seharusnya enggak. Tapi, barusan papa bilang ada beberapa hal yang harus dibicarakan sama saya. Dan sepertinya itu akan membutuhkan waktu yang lumayan lama." Terdengar hal yang sama di seberang sana. Vian menghentikan langkahnya untuk menaiki tangga. "Gak apa-apa, 'kan? Kamu gak marah?"

"Enggak, kok. Aku enggak marah." Freya refleks menggelengkan kepala. "Lagian, aku juga harus ngerjain tugas malam ini. Jadi, gak apa-apa kalau makan malamnya batal."

Vian membuang napas lega. "Syukurlah kalau begitu. Tadinya, saya kira kamu akan marah sampai gak mau ketemu lagi sama saya." Kini, Vian terkekeh kecil. "Kalau begitu, selamat beristirahat, ya, Frey. Sekali lagi, saya minta maaf."

"Iya, Kak."

Freya kembali melanjutkan langkahnya setelah panggilan berakhir. Namun, tiba-tiba kepalanya terasa sangat pusing sampai pandangannya kabur. Freya sudah berusaha menyeimbangkan tubuhnya, tetapi tak bisa. Hingga akhirnya, dia menabrak rak sepatu yang ada di sana.

"Ya ampun, Re. Lo kenapa?" Tetangga kamar Freya langsung berlari menghampiri. "Lo kenapa bisa sampai jatuh?"

"Kepala gue pusing banget," adu Freya sambil memegang kepalanya.

Perempuan tetangga Freya itu mendaratkan telapak tangannya di kening Freya. "Re, lo demam," cetusnya. "Gue bantu ke kamar lo, ya? Kita jalan pelan-pelan aja."

"Sorry, gue jadi ngerepotin lo."

"Udah, gak usah gak enak begitu. Lo temen gue juga."

Dengan bantuan teman satu indekos, akhirnya Freya berhasil bangkit dari duduknya. Seperti yang dikatakan, mereka melangkah dengan pelan, penuh kehati-hatian. Bahkan, beberapa kali mereka haeus berhenti saat menaiki tangga karena Freya tidak kuat dengan pening di kepalanya. Dan begitu sampai kamar, orang itu langsung membantu Freya membaringkan diri.

Let It Fall [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang