15. Suck Feeling

1.5K 194 24
                                    

Insya Allah 'Jurnal Tentang Kamu' akan cetak, ya. Yuk, nabung dari sekarang, yuk!

Banyak yang berkata bahwa Juna dan Freya tidak cocok bersahabat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Banyak yang berkata bahwa Juna dan Freya tidak cocok bersahabat. Keduanya terlalu berbeda, bagaikan langit dan bumi. Dan dalam beberapa hal, Juna setuju akan hal itu. Juna terlalu variatif untuk Freya yang elementer. Juna terlalu berdosa untuk Freya yang tidak banyak tingkah. Juna terlalu berkelok untuk Freya yang selalu memilih jalan lurus.

Seperti sekarang saja. Juna sedang berada di tengah-tengah keramaian Colosseum Jakarta—kelab malam di Taman Sari—sementara Freya sedang menonton drama korea di kamar indekosnya. Niat hati datang ke sana untuk mengubur pikiran kacau, perasaan Juna justru semakin tidak menentu.

"Jun, kenapa?"

Sentuhan Risti di dagunya membuat Juna tersadar. Dia tersenyum, berusaha menyembunyikan kegundahannya. "Hah? Gue kenapa?" Juna malah balik bertanya. "Gak apa-apa. Cuma agak capek aja."

"Kelas kamu lagi padat banget, ya? Atau tugasnya yang banyak? Kalau butuh apa-apa, kamu bilang sama aku aja. Sekarang aku pacar kamu, Jun, udah jadi tugas aku buat bantu kamu." Risti kembali membelai dagu Juna. Tubuhnya semakin menempel pada Juna, sampai tidak ada jarak di antara mereka.

Juna menyingkirkan tangan Risti dari wajahnya dan menggenggamnya erat. "Gue gak apa-apa, kok. Santai aja." Lalu, dia bangkit dari duduknya dan membawa Risti menjauh dari meja bar. "Kayaknya, bakal lebih seger kalau senang-senang sama lo."

Dengan senang hati, Risti mengikuti arah langkah Juna. Dia melingkarkan tangannya di leher Juna sambil meliuk-liukkan tubuhnya. Ditemani kerlap-kerlip lampu aneka warna dan musik yang memekakkan telinga, Risti berusaha mendekat pada Juna. Karena tidak bisa dipungkiri, masih ada tembok yang memisahkan mereka untuk saat ini.

"Jun, aku sayang sama kamu." Tiba-tiba saja Risti ingin mengatakan hal itu pada Juna. "Aku juga bahagia waktu kamu nembak aku di depan orang banyak. Aku akan berusaha bikin kamu terus senang sama aku. Jadi, jangan tinggalin aku, ya."

Tidak ada jawaban. Juna hanya tersenyum miring sambil menarik pinggang Risti mendekat padanya.

"Aku juga tahu, kamu belum ada perasaan apa-apa. Tapi, aku akan berusaha bikin kamu sayang juga sama aku. Aku akan bikin kamu jatuh cinta sama aku."

Sebelum Risti kembali menyentuh wajahnya, Juna lebih dahulu menahan tangan gadis itu. "It won't be easy, Babe."

"I know. But I'll try," jawab Risti sambil tersenyum tipis. "Even it will be very drained my energy, I will try it."

Juna menggenggam tangan Risti dengan erat. Sementara tangan kanannya masih setia pada pinggang gadis itu. "I'll wait for your struggle patiently," balasnya, setengah berbisik. Ia memejamkan mata saat Risti memeluknya erat, membuat aroma vanila yang kuat membelai indera penciuman Juna.

Let It Fall [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang