42. Distance Between Us

1.4K 173 7
                                    

Juna langsung merapat ke rak buku begitu Freya menoleh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Juna langsung merapat ke rak buku begitu Freya menoleh. Dia memgambil buku secara acak untuk menutupi wajahnya. Sekarang, dia memperhatikan Freya melalui pantulan cermin. Juna sangat ingin menghampiri Freya dan ikut mengantre di depan kasir. Namun, untuk saat ini, dia hanya bisa menemani Freya dalam radius tertentu. Pokoknya, jangan sampai Freya tahu bahwa Juna selalu mengikutinya.

"Kosong, Pak?" Juna menepuk bahu seorang ojek online.

Bapak yang mengenakan jaket hijau itu menoleh. "Kosong, Mas. Tapi, lewat aplikasi, ya. Mas punya, 'kan?"

"Enggak." Juna merogoh dompetnya dan mengeluarkan sejumlah uang dari sana. Lalu, dia menunjuk Freya. "Bapak anterin cewek yang pakai kaus kuning itu, tuh. Dia punya aplikasinya. Kalau dia kasih uang, terima aja, ya. Tapi, jangan bilang saya yang nyuruh."

Dengan senang hati bapak itu menerima uang yang diberikan oleh Juna. "Anak muda zaman sekarang, kasih perhatian masih ngutamain gengsi," sindirnya sembari mengenakan kembali helm. "Lain kali antar pulang sendiri, Mas. Jangan sampai kalah selip sama laki-laki lain."

"Iya, Pak. Nanti saya langsung tancap gas kalau waktunya udah tepat," jawab Juna dengan senyum getir. "Hati-hati, ya, Pak. Jangan ngebut. Jangan sampai lecet."

Cepat-cepat Juna berlari menuju area parkir saat Freya berbalik karena sapaan bapak ojek online barusan. Dia masuk ke mobil sembari terus memperhatikan Freya. Dan begitu mereka pergi, Juna mengembuskan napas kasar.

"Buat sekarang, lo dianter bapak yang barusan dulu, ya, Re. Kalau nanti gue udah boleh deket-deket sama lo, gue sendiri yang bakal anterin pulang," ucap Juna, seakan-akan dia memang sedang bicara dengan Freya. Kemudian, dia segera menyalakan mesin mobil dan beranjak dari sana.

Sudah 2 bulan, Juna masih mengikuti Freya dalam jarak tak terlihat. Memastikan Freya sampai indekos dengan selamat, belajar di perpustakaan tanpa gangguan, atau mendapatkan caramel latte kesukaannya saat berkunjung ke kantin. Semuanya Juna lakukan diam-diam. Sesekali dia mencoba menghubungi Freya. Namun, pesannya yang tak dibalas dan panggilan yang tak diangkat adalah pertanda bahwa dia belum boleh kembali masuk ke kehidupan gadis itu.

"Gue gak berniat nyumpahin lo waktu itu. Gue cuma lagi marah dan kecewa sama lo. Kata-kata itu keluar karena gue lagi emosi," papar Lina.

Setelah kejadian Juna memohon di depan perpustakaan, mereka berdua memutuskan untuk bicara baik-baik di taman terdekat.

"Tapi, kata-kata lo itu kejadian sekarang. Di saat gue menyadari perasaan gue, Rere justru meminta gue pergi. Dia ninggalin gue." Juna menunduk, menatap minuman teh hijaunya dengan sedih. "Gue udah berusaha bikin dia bahagia di sisi gue. Tapi, kenyataannya, gue cuma bisa bikin dia terluka."

Lina menggigit bibir bawahnya, merasa tidak tega melihat keadaan Juna yang sekarang. "Mungkin, emang waktunya aja yang gak tepat, Jun. Mungkin, menjauh emang jalan keluar yang terbaik buat sekarang."

Let It Fall [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang