The Truth [Nanda Tiara]

2 1 0
                                    

Namaku Jessie dan aku bukan lagi manusia. Aku adalah arwah. Aku menjadi korban pembunuhan sekitar lima bulan lalu, tapi tidak ada yang tahu kebenaran ini. Orang-orang menganggapnya sebagai kasus bunuh diri karena tidak ada bukti kuat yang menyatakan bahwa kematianku adalah kasus pembunuhan.

Aku masih berkeliaran di sekolah, dengan memakai seragam khas sekolahku. Membaur bersama manusia-manusia lainnya tanpa bisa dilihat oleh mata telanjang. Aku bahkan masih bisa mengikuti pelajaran di kelas, hanya saja aku terlalu malas belajar. Sudah cukup aku belajar ketika masih menjadi manusia saja.

Kami—para arwah— tidak bisa menampakkan diri seenaknya di depan manusia. Memang sih begitu kami lewat, angin mendadak berembus membuat bulu kuduk merinding, tapi hanya sebatas itu. Tidak lebih.

Ketika aku menjadi arwah gentayangan, aku jadi tahu seluk beluk mitos angker tentang sekolahku itu berasal. Mengenai kamar mandi belakang, yang kerap terdengar suara perempuan menangis ternyata memang ada seorang perempuan di sana. Korban bullying, Katie namanya.

"Aku masih ingin meraih impianku, Jessie," kata Katie disela tangisannya ketika aku bertanya kenapa dia selalu menangis. Mendengar tangisannya saja, aku bisa membayangkan sesedih apa yang Katie rasakan.

Bullying itu memang mengerikan.

Kemudian, tentang mitos arwah gentayangan di kamar mandi ... itu ulah Yohana. Dia itu jahil sekali. Suka menakut-nakuti siswa dengan tertawa cekikikan, menyalakan keran air atau mematikan lampu dengan sengaja. Begitu aku tanya alasannya, dia menjawab begini sambil tertawa,

"Hanya iseng, Jessie. Membuat orang ketakutan itu menyenangkan. Kau mau mencobanya?"

Aku hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala melihat kelakuannya itu. Diam-diam memaki Yohana dalam hati karena dulu aku pernah menjadi korbannya juga.

Selain dua arwah perempuan tadi, aku juga bertemu dengan Josh. Arwah laki-laki penunggu taman. Aku sering menemukannya sedang duduk di bangku taman sambil menunduk.

Josh adalah adik kelasku. Dia mengalami kecelakaan ketika sedang berangkat menuju sekolah.

"Padahal hari itu aku akan menyatakan cinta pada perempuan yang aku sukai, tapi ternyata takdir berkata lain," jelasnya dengan mata berkaca-kaca.

Aku yang mendengar ceritanya hanya bisa menepuk pundak laki-laki itu. Pantas saja selama ini aku sering melihat Josh sedang memandang seorang perempuan sambil menahan tangis. Cinta pertama di SMA memang sulit dilupakan. Apalagi menurut kabar burung yang beredar, cinta pertama Josh itu sudah punya kekasih. Josh pasti sangat patah hati sekarang.

Maka, aku memutuskan untuk meninggalkan Josh sendiri di taman dan berjalan menyusuri lorong sekolah yang sudah sepi. Langkahku berhenti tepat di depan perpustakaan sekolah.

Yang sedang duduk di depan perpustakaan sambil membaca buku itu namanya Gabby, sahabatku. Dia bukan arwah. Dia manusia. Kau pasti terkejut kalau aku bilang Gabby adalah orang yang telah membunuhku. Fakta yang ada berkata demikian.

Alasannya sepele dan aku tidak akan membeberkannya sekarang. Ah iya, saat ini aku sedang menjalankan sebuah misi. Bisa dikatakan sebagai misi balas dendam. Aku hanya ingin semua orang tahu bahwa Gabby adalah seorang pembunuh, lalu aku akan menyaksikan bagaimana hidup perempuan itu hancur secara perlahan.

Mungkin terdengar agak menakutkan, tapi kau tahu? Terkadang manusia bisa lebih menakutkan dari apapun.

Oh iya, biar kuberi tahu fakta mencengangkan lainnya tentang Gabby. Perempuan itu sedang merencanakan pembunuhan selanjutnya sekarang.

—TAMAT—

Oneshot WattpadesurdWhere stories live. Discover now