Dia [Iqi]

86 6 0
                                    

"Ah sial!" Aku merutuki diriku sendiri karena kesalahan dan kelalaian kecilku menyebabkan aku terkepunh oleh hujan lebat. Aku memutuskan untuk berteduh di pinggiran jalan dan kebetulan ada terpal kumuh berada di sekitarnya.

Aku merasakan dingin yang luar biasa. Aku melihat jam tanganku dan menunjukkan pukul setengah enam sore. Ah sial! Sampai kapan coba akan hujan deras seperti ini. Secara perlahan bulu kudukku naik sendiri.

Aku melihat sekeliling dan menemukan banyak bangunan kosong dan tidak menjumpai satu seorangpun di daerah sini. Bahkan aku sempat ragu bahwa aku juga tidak pernah melewati area sepi seperti ini.

Waktu berjalan dan semakin lama cuaca semakin gelap. Hujan juga semakin lebat, tidak berapa lama aku mendengar suara besi dengan bunyi yang sangat keras diseret seret.

*Sreet... Sreeet...

Aku menghadap ke belakang dan menemukan pembatas pagar antara trotoar jalan dan sebuah halaman rumah megah. Rumah apa ini? Kok aku baru menyadarinya. Setelah meneliti setiap halaman dengan detail aku menemukan sosok bayangan hitam. Eh!? Bukan! Lebih tepatnya seseorang bertudung hitam dan bermasker hitam. Membawa sebuah besi panjang dan cukup runcing.

Perlahan aku melihatnya biasa saja. Hingga aku menyadari suatu hal. Dia menatap kearahku!? Ah sial, siapa dia? Dia berjalan perlahan dan mendekat dengan gerak lambatnya. Aku yang bingung hanya diam dan membeku.

Ah sial! Apa yang harus aku lakukan!? Tanpa pikir panjang aku menerobos hujan deras. Tidak peduli lagi dingin yang menusuk hingga tulang kurasakan. Aku sekarang hanya mementingkan keselamatanku. Aku berlari sejauh mungkin dan secepat mungkin menerobos hujan deras yang memgguyur daerahku ini.

Hingga pada saat aku merasa cukup jauh. Aku menemukan perempatan jalan yang terdapat orang berlalu lalang. Hingga aku menemukan sebuah taksi searah denganku. Aku mencoba untuk memberhentikan taksi tersebut dengan melambaikan tangan di pinggiran jalanan.

Taksi tersebut berhenti, segera aku masuk kedalam taksi tersebut. Tidak peduli aku segera memberi alamatku dan menutu mataku dengan memeluk erat tubuhku. Menghembuskan hawa hangat ke tangan untuk menetralisirkan hawa dingin yang sekarang sedang menyapa tubuhku.

Hingga suatu saat, taksi tersebut berhenti. Ya, hal yang paling kusesali seumur hidupku. Supir taksi sekarang adalah orang bertudung hitam yang kulihat tadi. Dia berbalik dan menatap manis aku dengan tatapan nafsunya. Dan sebilah pisau menyapa tubuhku...


Oneshot WattpadesurdWhere stories live. Discover now