P e r g i k e l u a r [Aina]

2 1 0
                                    

Di suatu siang yang panas, aku berjalan menyusuri jalan perkampungan yang ada di daerahku. Banyak rumah berwarna-warni berjejer rapi di sepanjang jalan. Aneh saja, kenapa aku jalan-jalan di siang yang panas ini🙄. Jujur, di rumah entah mengapa aku merasa suntuk dan ingin keluar untuk mengepakan sayapku dengan bebas. Eit sayap? Istilahnya😳. Ku ingin menghirup udara bebas layaknya narapidana yang telah bebas dari penjara. Hahahaha😂😳 ada-ada aja aku ini😭😭. Tapi yah mau gimana lagi, hidup aku dipenuhi lika, liku dan luka🙃. Sudah lama aku mengenal mereka🙃😭. Tapi yang aku kenal dari mereka cuma sakit, dendam dan amarah yang tiada habisnya. Ah, itu sudah menjadi kehidupanku:")). Aku menikmati saja, hidup macam sinetron indosiar eaaa😭😂😂. Penuh Drama, tangis dan air mata. Lebayy aku😂😂😂. Salah satunya siang ini. Kenapa aku keluar pasti disitu ada sesuatu😁😂. Ok aku cerita sikit...

Flasback on...

Di pagi yang cerah dengan ayam jantan berkokok dengan gembiranya juga matahari yang tersenyum menyapa siapa saja yang lewat di bawahnya. Namun, itu hanya bertahan sebentar. Tiba-tiba datanglah awan hitam yang membuat semuanya gelap dengan angin yang membawa kerikil kecil membuat si ayam jantan tiba-tiba tersedak membuat suaranya berubah, "Uhkok! Uhkok! Uhkok!"😭😂😂.

Matahari pun murung dengan sinar yang mulai meredup kala awan itu menelannya😭😭😭. Di sebuah ruangan bernuansa biru laut yang tiba-tiba terlihat suram saat kedua orang dewasa itu tampak bertengkar hebat. Wanita dewasa itu memperdebatkan masalah suaminya yang sering pulang terlambat bahkan di hari itu juga si suami baru saja pulang dari kantor pagi itu. Sudah pasti, si suami menjelaskan kenapa ia sering terlambat pulang dan juga hari ini. Tapi sayangnya Istrinya tampak tidak percaya dengan apa yang di katakan suaminya itu.

"Sayang tolong percayalah padaku. Aku benar-benar lupa mengabarimu beberapa hari ini dan juga hari ini juga sayang. Aku mohon mengerti lah ...," ucap si Suami yang terlihat lelah pada Istrinya.

"Ah, masa lupa kamu ngabarin aku. Kamu lupa udah sering banget. Alasan lama." balas si Istri acuh tak peduli, ia ingin mendapatkan jawaban yang sebenarnya.

"Sayang aku udah jujur. Aku ngga ngelakuin hal aneh di kantor. Aku bener-bener kerja, sayang ...," ucapnya lagi membela diri.

"Percaya? Lalu, apa yang ada di bajumu kemarin?" tanya si Istri lagi.

"Baju apa sayang?" bukannya menjawab si Suami bertanya balik. Kini wajahnya mulai merah padam.

"Dasar pura-pura lupa! Lipstik siapa yang ada di baju kamu, Hah?!" Si Istri berteriak marah.

"AH SUDAH LAH, AKU MAU PERGI TIDUR. CAPE AKU DENGER KAMU MARAH-MARAH NGGA JELAS," jawab si Suami emosi dan langsung pergi ke kamar mereka.

Si Istri terdiam, ia tak bisa berkata apa-apa. Ia terkejut suaminya membentaknya seperti itu. Lalu, Ia menangis tersedu-sedu di ruang bernuansa biru laut itu.

Mereka tak menyadari ada sepasang mata yang menatap sedih saat mereka bertengkar tadi. Kini pemilik mata itu pergi keluar rumah, mencoba mencari udara segar untuk menghilangkan rasa sesak di dadanya. Sungguh kenyataan yang pahit memang. Ia mengerti Ibunya tak ingin kehilangan Ayah karena ia mencintainya. Tapi Ayahnya malah membentaknya hingga menangis, entah kenapa ia mulai tak suka terhadap sikap Ayahnya akhir-akhir ini.

Flasback off...

"Huft!" aku menghembuskan nafas kasar.

Entah sampai kapan rasa sesak ini akan hilang. Saat ini, aku masih berjalan tak tentu arah membiarkan langkah kakiku yang menuntunku kemana. Aku tak peduli dengan itu, yang terpenting adalah aku ingin menjernihkan kepala ku yang pusing ini dan juga rasa sesak yang tidak tahu sampai kapan hilangnya.

Ada sebuah jalan yang mengarah ke subuah danau, yang ku ketahui danau itu merupakan danau yang ada sejak dulu. Kini, aku berjalan menuju ke danau itu. Entah kenapa pikiranku kacau dan ingin menenangkannya di sana. Aku sudah samapi, terlihat air danau yang jernih dan pantulan badanku pun ada disana terlihat jelas. Aku mengambil kerikil yang ada di sekitarku dan melemparkannya ke danau. Lalu, kerikil itu memantul diatas air dan akhirnya tenggelam. Aku mengambilnya lagi dan melemparkannya dan terus seperti itu hingga aku puas. Hingga pada lemparan yang ke lima puluh, kerikil ku terlempar jauh bukan ke arah danau melainkan ke pinggir danau yang di sebrangnya. Hingga sebuah suara menghentikan kegiatannya itu.

"Auw!" ucap orang itu kesakitan.

"Siapa yang melempar kerikil padaku?" tanya orang itu bangkit dari tempat persembunyiannya.

Aku yang terkejut ada orang lain disini, terdiam mematung menatap laki-laki tinggi besar itu dikejauhan, aku segera berbalik pergi meninggalkan tempat itu.

Oneshot WattpadesurdWhere stories live. Discover now