Password [Nanda Tiara]

2 1 0
                                    

Rasanya Nadya mau marah dan memaki ketua kelas yang memasangkan dirinya dan Iko dalam satu kelompok. Bagi Nadya, Iko itu menyebalkan. Lihat saja, sudah sekitar satu jam dirinya menghadap laptop, tapi belum ada tanda-tanda cowok itu akan membantunya. Dia malah sibuk mengisi buku Teka-Teki Silang yang hampir selalu ada di dalam tasnya.

"Enam mendatar. Nama ibukota Korea Selatan," ujar Iko sembari mengetuk pulpen ke dahinya.

"Apa ya, kok gue lupa?" sambungnya, bertanya pada diri sendiri.

Nadya hanya menatapnya jengkel, lalu meneguk air mineralnya yang tersisa sampai tandas untuk meredam amarahnya. Menghadapi Iko memang butuh kesabaran yang berlapis-lapis.

Iko adalah teman sekelasnya. Cowok paling random yang pernah Nadya temui. Hobinya mengerjakan Teka-Teki Silang atau menyanyi di depan kelas sambil main gitar. Dari mulai lagu Rhoma Irama versi akustik sampai lagu Hadad Alwi semua Iko nyanyiin.

Iko suka bawa bantal ke sekolah kalau dia lagi kurang tidur. Iko juga pernah bawa termos dan gelas, lalu menyeduh kopi sachet saat musim hujan.

Nadya tidak pernah mengerti apa yang ada di dalam kepala cowok itu.

"Nadnad."

Panggilan Iko membuyarkan lamunan Nadya. Cewek itu mendongak dan mendapati Iko yang sedang menatapnya.

"Apa?"

"Nggak, pengen manggil aja," jawabnya lalu tersenyum dan kembali fokus dengan TTS-nya.

Nadya memutar bola matanya kesal. Dia memilih mengabaikan hal itu dan melanjutkan pekerjaannya yang tertunda supaya bisa cepat-cepat pulang. Namun, website yang sedari tadi Nadya klik tidak kunjung terbuka. Setelah dicek ternyata kuotanya yang dipakai mencari bahan tugas sudah habis.

"Iko, kuota gue abis. Gantian lo hotspot-in, biar gue bisa searching," ujar Nadya.

Iko mengangguk. Mengotak-atik ponselnya sebentar lantas menatap Nadya, "Udah nyala. Nama hotspotnya Iko Uwais."

"Password-nya apa?"

"Coba lo tebak aja. Clue-nya itu nama lengkap cewek yang gue suka," jawab Iko.

Nadya makin emosi.

"Hah? Mana gue tau siapa cewek yang lo suka?" sahut Nadya dengan nada tidak santai.

"Nih gue tambahin petunjuknya. Anak kelas kita yang duduknya di barisan kedua."

Nadya hanya bisa pasrah sembari mencoba satu persatu nama cewek teman sekelasnya yang duduk di barisan kedua dari depan. Tidak ada yang cocok.

"Gak bisa, Ikoooo," rengek Nadya.

"Masa sih? Belum gue ganti kok password-nya."

"Beneran, gak bisaaa."

Muka Nadya memerah. Rasanya ingin meledak saat itu juga.

"Nama lo udah dicoba?"

Pertanyaan Iko barusan sukses membuat Nadya terkejut. Tanpa mengeluarkan sepatah kata, cewek itu akhirnya mengetikkan nama 'Nadya Almira' di kolom kata sandi. Menunggu beberapa saat hingga tulisan 'tersambung' muncul di layar.

"Bisa, kan?" tanya Iko memastikan.

"Hah? Kok bisa?"

"Bisa lah, emang itu kata sandinya," ujar Iko santai.

"Nadnad, ntar gantian sama gue ngerjainnya," sambungnya seolah tidak ada hal yang baru saja terjadi.

Sebisa mungkin Nadya bersikap biasa saja. Tidak berniat bertanya lebih lanjut meski dalam hatinya ingin. Iko, mukanya saja yang terlihat santai padahal aslinya menahan grogi setengah mati.

Iko memang menyukai Nadya. Bagi Iko, tidak ada istilah harta, tahta, dan wanita dalam hidupnya. Yang ada hanya Nadya, Nadya, dan Nadya.

(e)(n)(d)

Oneshot WattpadesurdWhere stories live. Discover now