Fisika [Kuran Ly]

6 3 0
                                    

Aku tidak terlalu menyukai pelajaran yang melibatkan fisika. Kau tahu kenapa? Karena disaat kau ditantang untuk mengukur atom dari suatu benda, aku selalu terbayang bagaimana jika atom-atom yang selalu dihitung menghilang?

Pikiran gila ini selalu terlintas di otak, ingin rasanya menghancurkan pelajaran yang menguras otak. "Hei gadis yang duduk di ujung! Kau melamun di kelasku!" Sial, sepertinya aku ketahuan tidak memperhatikan pelajarannya.

Guru kejam atau bisa disebut monster atom, dia selalu membahas atom atau asam basa yang sama sekali tidak berhubungan dengan jurusanku. Hei ... aku memilih jurusan multimedia untuk menghindari itu.

"Maafkan aku Pak," sahutku. Sungguh jengkel melihat wajah guru ini, tapi apa daya. Aku tidak bisa melawan karena takut akan karma.

"Sudah berapa kali saya melihat kau melamun, ini yang terakhir kalinya. Tugas khusus untukmu, kerjakan soal-soal dari bab satu sampai bab lima," titahnya.

Aku kaget, bahkan sangat. Bagaimana tidak? Jika pelajaran yang sangat dibenci harus ku kerjakan karena masalah sepele. Aku ingin menolak, namun terputus karena bunyi bel.

Sialan!

***

Dengan langkah malas aku masuk ke kamar, sudah cukup lelah dengan tugas dari guru monster itu. Dia memanggilku lagi saat pulang sekolah, katanya tugas itu harus dikumpul besok. Inginku berkata kasar.

"Ahh ... andai pelajaran fisika ini menghilang, mungkin ilmuan tidak akan pernah sepusing ini berpikir." Enggan untuk membuka buku, aku lebih memilih untuk tidur dengan tenang di kasur empuk kesayanganku. Berharap bermimpi jika pelajaran itu hanyalah lelucon.

***

Tidur berharga ku terganggu karena bau aneh. Dengan terpaksa aku bangun dan melihat sekeliling dari manakah bau itu berasal.

Namun alangkah terkejutnya saat melihat, ini seperti bukan kamarku. Dimana aku berada sekarang? Ruangan putih tampak asing, serta beberapa cairan yang aku kenali karena beberapa benda itu aku pelajari di sekolah.

Aku bangkit dan berniat untuk pergi, pen seseorang masuk ke dalam dengan jas putih. "Kau sudah bangun? Tepat sekali, ada beberapa hal yang harus kita bahas," ucapnya. Tubuhnya tidak seperti manusia lain.

Sedikit aneh, namun aku yakin dia bukan manusia. Entah kenapa saat aku melihat dia teringat atom atau senyawa lainnya.

"Tidak usah melihat ku begitu," ucapnya yang begitu dingin.

Aku memalingkan wajah, sial kenapa aku harus berada di tempat aneh ini. "Ke-kenapa aku a-ada di sini?" Ingin rasanya menampar wajahku, kenapa harus bicara terbata-bata begitu.

Dia memandang heran, sepertinya aku salah untuk bertanya sekarang.

"Aku menemukanmu di luar, karena kasihan jadi aku bawa kemari." Hah!? Kesihan? Aku rasa wajahku memerah menaham amarah.

Aku tidak perlu dikasihani, sungguh itu membuatku marah besar. "Duduklah di sana, aku akan membawa dokumen yang harus ku riset denganmu."

Langkah gontai aku duduk di kursi yang tidak jauh daru posisi semula, apakah ini dimensi lain? Dimana tidak ada pelajaran fisika? Jika benar aku berada diantara beruntung dan sial.

Orang itu duduk di depanku, ia menggunakan jas putih. Apakah dia termasuk golongan dokter? Tapi wajahnya membuatku ingat dengan mapel yang ku benci.

"Aku akan langsung bertanya intinya, apakah kau membenci golongan kami?"

Aku memasang wajah bingung. "Maksudmu? Membenci golonganmu?"

"Aku mendengar dari salah satu rekanku, di sekolahmu. Saat kau praktek fisika, kau ingin memusnahkan temanku," sahutnya.

Ini membuatku lebih bingung, apa yang dia maksud? Apakah diriku terlalu bodoh di sini?

"Bisa jelaskan maksud Anda? Saya benar-benar tidak paham," tanyaku dengan bahasa formal menahan emosi yang kapan saja keluar.

"Okeh, sebelumnya nama ku Atom negeri A. Di tempat kalian Atom merupakan pelajaran fisika, aku temanku mendengar saat kau memegang dia untuk penelitian, kau ingin memusnahkan kami dan membenci kami." Aku terkejut, apa dugaanku selama ini benar? Dia adalah Atom!

Kenapa mahluk seperti ini harus hidup? Ah sial, sepertinya aku harus menjaga bicara agar materi dari fisika tidak mendemoku.

"Aku sangat terkejut bisa menemui Atom dalam pelajaranku, sebelumnya aku minta maaf telah berucap seperti itu. Namun kalian benar-benar menggangu, apa kau bisa mengabulkan permohonan gadis kecil ini?" pintaku dengan wajah memohon.

Dia mendecih pelan, "baik akan aku kabulkan. Kau tidak ingin belajar fisika lagi 'kan?"

Aku mengangguk mantab, inilah impianku. Belajar tanpa ada fisika, karena jurusanku tidak membutuhkan itu.

"Berarti kau harus menjadi bagian dari kami, hahaha!"

Apa! Aku harus menjadi bagian dari mereka!

Dia mendekat dan memaksaku meminum cairan berwarna hijau. Aku memberontak keras, sungguh bukan ini yang dia mau.

"Tidakkk!" Perlahan pandanganku menggelap.

Aku tidak merasakan tubuhku sendiri, sekilas terdengar Atom itu tertawa puas.

"Selamat datang gadis cantik."

~~~END~~~


Oneshot WattpadesurdWhere stories live. Discover now