Kita Putus! [Ca]

17 4 0
                                    

***

"Kita putuskan hubungan persahabatan ini. Aku benci padamu!"

Aku pun terkejut setengah mati.

"Aku sayang sama kamu, Mikh. Tetapi kenapa kamu harus berubah?"

Mikha pun tetap menggelengkan kepala. Entah kenapa aku melupakan hal yang telah terjadi sebelum ikatan persahabatan tadi baru saja dirusak oleh temanku sendiri.

"Aku mengerti. Kamu tidak ingin ikatan ini terputus. Tapi mohon maaf, ibuku tidak mengizinkan kita bersama lagi. Kamu dianggap telah mengabaikanku, padahal dulunya kamu perhatian banget sama aku."

Seketika kuingat apa yang terjadi beberapa waktu yang lalu. Waktu itu kami sedang jogging mengelilingi lapangan dengan keliling dua kilometer. Dia juga harus mengikuti lomba marathon minggu depan.

Pada saat itu, temanku berlari di belakangku, namun tiba-tiba dia terserempet motor hingga tubuhnya ambruk.

"Mikha!" seruku kemudian, lalu segera menghampiri temanku yang tiba-tiba jadi "korban kecelakaan" itu.

"Kamu tidak apa-apa 'kan?" tanyaku kemudian.

Awalnya dia terdiam, sembari menangis melihat kondisi kakinya yang mengalami luka lecet. Namun pada akhirnya, dia pun malah memarahiku, mengatakanku segala hal yang buruk dan menyakitkan.

Akhirnya, aku jadi merasa bersalah padanya. "Mikha, aku minta maaf ...."

"Sudahlah. Tidak usah minta maaf. Ibuku juga sudah melihat kejadian ini."

Aku pun terkejut. Lagian, aku terlalu fokus sama sahabatku sehingga tidak menyadari bahwa orang tuanya mengawasi kami dari kejauhan.

"Jadi begini kelakuanmu pada anak saya?!"

Aku langsung berdiri dan menundukkan badan, memohon maaf pada ibunya Mikha atas hal ini, namun beliau malah berkata, "Pergi dari sini! Jangan temui anak saya lagi!"

***
Jujur, aku tak ingin mati dalam keadaan masih merasa bersalah sama Mikha. Aku hanya berharap semoga aku bisa mati dalam keadaan tenang, tanpa ada masalah sedikitpun. Kalau tidak, aku siap dikirim ke tempat terhina setelah aku dibangkitkan kembali, karena pasti ini semua salahku.

"Semoga hubungan aku dan dia bisa segera membaik. Jujur aku merindukanmu yang dulu, Mikha. Kamu yang tak terlalu terobsesi dengan lari marathon padahal kamu sendiri juga punya keterbatasan."


Oneshot WattpadesurdWhere stories live. Discover now