Sebelum Aku Pergi [Lily]

5 2 0
                                    

"Aku merindukanmu," lirihnya dengan napas berat. Hari ini begitu melelahkan bagi pemuda berambut seperti pantat ayam itu.

"Andai saja waktu bisa terulang, aku ingin menebus tiap tangismu," sambungnya.

Ia menyesal, sangat, tapi sekarang semua tidak bisa seperti dulu. Gadisnya telah pergi untuk selama-lamanya sebelum dia menebus semua dosa.

"Sasuke! Lebih baik kita pulang sekarang, hari sebentar lagi hujan," ucap Naruto yang datang menjemput Sasuke.

Naruto sudah lelah menunggu di dalam mobil, namun tidak ada tanda-tanda temannya itu muncul. Seperti sekarang, Naruto membujuk agar Sasuke pulang bersamanya.

"Biarkan dia tenang di sana Sasuke, kau tidak kasihan dengan Lily?" Pertanyaan Naruto membuat Sasuke sadar seketika.

Tanpa menyahut, Sasuke berjalan mendahulu Naruto tanpa berbalik. "Dasar anak ini," pekik kesal Naruto melihat tingkah Sasuke yang seketika berubah.

Sebelum menyusul, ia menatao tempat peristirahatan terakhir Lily. "Terima kasih sudah hadir di hidup kami Lily-chan." Setelah mengucapkan hal itu, ia langsung menyusul Sasuke.

***

Berbulan-bulan setelah kepergian Lily, Sasuke memilih tinggal di Suna dan mengembangkan perusahaan di sana. Ia masih tidak sanggup untuk menjajakkan kaki di Konoha, karena itu membuat bayang-bayang Lily terlintas.

"Siang nanti ada rapat dengan perusahaan Namikaze," ucap Shikamaru selaku sekretaris Sasuke.

"Kau bisa wakilkan aku, sekarang aku harus pulang," ucapnya tanpa basa-basi lalu pergi begitu saja.

Shikamaru tidak protes sama sekali, ia paham atasan sekaligus sahabat lamanya ini masih belum bisa melupakan Lily. "Tunggu!"

Teriakan Shikamaru membuat Sasuke terhenti dan membalikkan badan. "Ada apa?"

"Kau harus kuat," ucap Shikamaru lalu keluar dari ruangan Sasuke.

Ia terpaku di tempat, bagaimana caranya bersikap biasa saja agar orang tidak mengetahui duka Sasuke? Haruskah berpura-pura bahagia?

***

"Kau sudah pulang Sasuke-kun? Ingin makan apa biar aku buatkan?" tanya gadis mungil dengan senyum khasnya.

"Hn, tidak ada. Aku akan langsung tidur," sahut singkatnya.

"Inginku siapkan air hangat?" tawarnya lagi.

Sasuke menatap tajam kedua mata gadis di depannya. "Berhenti mengurusi hidupku, ingat aku menikahimu karena kasihan kau sebatang kara," tukas Sasuke penuh penekanan.

Lily terdiam seketika, benar yang diucapkan Sasuke. Dia tidak punya hak untuk mengatur atau mencampuri hidup Sasuke, walau status mereka adalah suami istri. "Maafkan aku," lirihnya lalu masuk ke kamar yang terpisah.

Sasuke hanya diam sambil menatap pintu yang tertutup. "Ahh gadis yang merepotkan." Ia langsung masuk ke dalam kamar yang terletak di lantai dua.

***

Dengan pandangan kosong, Sasuke berkeliling kamar yang dulu gadis itu tempati. "Ternyata begini rasanya tidak ada kau," lirihnya.

Isak tangis terdengar pelan, rutinitas harian barunya. Menangisi dan menyesali semua. "Maafkan orang bodoh sepertiku," lirihnya lagi.

***

Malam inj Sasuke tidak pulang ke rumah, Lily dengan setia menunggu sambil melihat jam dinding. "Apakah dia lembur lagi? Tidak biasanya."

"Haruskah aku menelpon? Tapi takut dia akan marah besar." Dengan perasaan cemas, Lily tetap menunggu.

Cekrek!

Oneshot WattpadesurdWhere stories live. Discover now