Holi-die- [Salsa]

3 1 0
                                    


Liburan akhir tahun, Senja dan teman-teman berencana untuk pergi liburan.

"Jadi liburan kemana?" tanya Senja saat menghampiri teman-temannya bergerombol.

"Lagi ingin liburan ke alam nih, bosen kalau gitu-gitu aja," sahut Arez.

"Emm... sebenarnya paman ku ada sih villa. Letaknya di dalam hutan gitu. Di belakang villa juga ada tebing yang lumayan tinggi. Kalau kalian mau nanti aku bilang ke paman, biar disiapin dulu villanya," usul Ester.

"Asik juga, tuh. Aku sih yes. Kapan lagi kan kita nginep di villa dengan pemandangan sebagus itu," jawab Raka. Yang lain pun juga menganggukan kepala bermaksud mengiyakan jawaban Raka.

"Kalau kalian setuju, aku hubungi pamanku sekarang untuk membahas ini." Ester langsung mengambil ponsel dan menghubungi pamannya. Setelah bermenit-menit Ester kembali. "Kata pamanku boleh-boleh aja. Nanti kalian atur tanggalnya aja."

•••••

Sekarang mereka telah berkumpul di depan rumah Ester. Mereka berangkat berenam karena kakak dari Senja serta sepupu Ester ikut bergabung. Karena umur mereka tidak terpaut jauh.

Mereka menaiki mobil satu mobil yang sama. Yang memegang kemudi Alder, karena hanya Ester dan Alder yang mengetahui arah menuju villa ini.

Selama perjalan, Senja merasakan firasat yang tak enak. Belum lagi cuaca dingin di sekitar membuat Senja semakin merinding dengan sekitar.

"Kamu kenapa dek?" tanya Kalani, kakaknya, yang sedari tadi melihat adiknya yang tampak gelisah.

"Nggak papa, kak. Cuma dari tadi firasatku nggak enak aja," jawab Senja jujur.

"Tenang, dek. Semua baik-baik saja. Kan ada kakak di sini." Jawaban Kalani membuat Senja tidak terlalu memikirkan firasatnya lagi.

Setelah enam jam perjalanan dengan menaiki mobil mereka sampai di dalam hutan yang sangat rindang. Aura mencengkam kembali dirasakan oleh Senja.

"Ester, villanya masih jauh atau gimana? Kok kayaknya di sini nggak ada tanda-tanda ada villa," tanya Arez.

"Di depan sana, kurang lebih setengah jam lagi kita nyampai, Rez. Sabar aja." Jawab Ester.

Setelah setengah jam, mereka telah sampai di depan villa. Sebuah villa kokoh yang besar dihadapan mereka. Villanya terlihat seperti bangunan yang sudah dibangun sejak lama. Suara burung berkicau serta suara tetesan air terjun di belakang villa menambah sisi menyeramkan.

"Dingin ya," celetuk Raka.

"Iya Rak, dingin banget di sini," tambah Arez.

"Kak, perasaanku tambah nggak enak di sini," ucap Senja kepada kakaknya. Mendengar itu Kalani langsung memeluk adiknya.

"Percaya deh, nggak bakalan ada apa-apa. Kakak bakalan jaga kamu," kata Kalani saat mendekap adiknya. Sedari tadi juga, Kalani merasakan apa yang adiknya rasakan. Ia merasa ada yang tidak beres dengan villa ini. Belum lagi letaknya di tengah hutan rindang yang jauh dari kota.

"Hai, semua. Silahkan masuk di villa saya. Maaf kalau masih agak berantakan dan kotor karena sudah hampir dua bulan tidak ada tamu yang datang," sapa paman Ester.

"Ayo masuk jangan sungkan-sungkan," ajak Alder.

"Alder, minta tolong ambil teh di dapur ya. Sudah ayah siapin di sana," perintah pamannya Ester.

"Permisi pak, toilet dimana ya? Saya sudah nggak tahan dari tadi,"celetuk Arez.

"Panggil saya Pak Andre saja. Toiletnya ada di belakang dekatnya dapur," jawab Pak Andre. Mendengar itu Arez langsung melesat pergi.

Oneshot WattpadesurdWhere stories live. Discover now