Serum [Haifa]

9 1 0
                                    


"Sejak awal aku sudah curiga bahwa kau jatuh cinta dengan gadis itu Jason, dimana sikap profesional mu?" tegas Roy yang sedang menatap datar kearah lelaki berambut kecoklatan itu.

Jason diam, membalas tatapan Roy dengan sama datarnya. "Ini tidak ada kaitannya dengan Jeje,"

"Oh iya? Buktinya sudah dua minggu ini kau sudah tidak menghasilkan serum yang aku butuhkan untuk bisnis yang sudah kita rencanakan bukan?"

"Kau tidak ingat yang Ghani ucapkan jika kau tidak melakukan penelitian kembali? Gadis itu akan berbahaya. Otak dan pengetahuan yang dia miliki sekarang bisa merugikan masa percobaan kita semua,"

"Mutasi yang dia miliki sangatlah besar, dan jika dilakukan untuk individu memang sangat merugikan. Ya seperti yang kalian khawatirkan. Coba kita olah kembali dan kita rubah mutasi ini dijadikan untuk organisasi. Bukankah itu akan menjadi menguntungkan? Bukankah itu benar dr. Jason?" jelas Jacob. Membuat Jason mengangguk kearah Roy dan Michael yang sekarang diam memikirkan ucapan Jacob.

Ya saat ini mereka berada diambang kiamat besar. Dimana semua mahkluk hidup musnah dan berubah menjadi monster yang mengerikan. Hanya beberapa orang yang selamat dan tidak terkena virus tersebut. Dan mereka, terutama Roy berlomba-lomba membuat serum yang terbuat dari darah gadis muda berumur 18 tahun, dimana gadis itu memiliki IQ tinggi diatas rata-rata dan darah yang bisa menghancurkan virus tersebut dalam sekejap.

Memang seperti yang Jacob bilang, gadis ini akan berbahaya jika untuk individu, kenapa? Karena pada dasarnya jika ia tahu alasan mengapa ia dilakukan penelitian berkali-kali itu akan membuat dirinya merasa bangga dengan apa yang ia miliki dan akan kabur agar menjadi buronan langka nantinya.

Iya sekarang pemimpin diseluruh dunia membuat kampanye besar-besaran dimana mereka akan memberikan berbagai macam fasilitas dan uang dollar yang tak terhingga jika orang yang selamat dari virus tersebut bisa menemukan cara untuk menyembuhkan semua orang. Dan itu bukanlah hadiah yang kecil bagi Roy, dan makan dari itu ia menggaet Jacob dan Jason untuk membantunya ditambah menculik gadis cantik yang tidak tahu apa yang sedang terjadi dengan dunia ini. Yang hanya iia tahu. Ia sedang sakit dengab penyakit yang langkah. Poor Jeje.

"Lalu, apa jaminan mu bila Jeje mengetahui rencana kita dan penelitian ini tidak berhasil?" tanya Michael yang sedari tadi berdiri di belakang tubuh Roy.

"Diriku sendiri," tegas Jason

--

"Kau darimana?" tanya Jeje yang sedang membaca novel tadi, ia taruh saat melihat Jason yang baru saja memasuki ruangannya yang tidak ada jendela sedikitpun, terkecuali ventilasi kecil yang berada diatas.

Jason menggeleng, lelaki itu tersenyum seraya menarik Jeje untuk bangkit dari duduknya dan memeluk tubuh Jeje yang semakin hari semakin kurus akibat penelitian sialan ini.

"Kau kenapa?" tanya Jeje lagi, yang selalu bersikap secara tiba-tiba, membuat ia bingung dengan dokter tampan yang selama setengah bulan ini mampu membuat ia jatuh hati.

"Tidak,"

"Lalu?"

"Hanya ingin memelukmu saja,"

Jeje terkekeh, gadis itu menarik tubuhnya dan menatap Jason lembut.

"Lalu apakah aku sudah dinyatakan sembuh hari ini?"

Pernyataan yang selalu sama setiap harinya, membuat Jason lagi-lagi terdiam bila ia mengucapkan kata itu.

Tidak, ia tidak ingin terus menerus membohongi gadis yang sekarang ia cintai, mungkin itu kesalahannya sendiri karena ia telah melanggar perjanjian dengan Roy beberapa bulan yang lalu untuk melakukan penelitian. Tapi entahlah Jason lemah jika sudah masalah tentang hati.

"Sebentar lagi," Jawaban yang selalu sama dan mampu membuat Jeje tersenyum lebar.

---

Jason dan Jacob menatap kearah manusia yang telah menjadi mayat hidup itu teriak-teriak kesetanan saat di suntikan serum yang telah ia buat berbulan-bulan, dan akhirnya setelah melewati beberapa prosedur yang sangat rumit, mereka berdua benar-benar berhasil. Walaupun hasilnya belum ditentukan bisa mengatasi virus tersebut.

Namun selang beberapa menit kemudian monster itu merasa tenang, nafasnya memburu seraya menatap kearah mereka dengan amarah dan rasa lapar. Dan beberapa detik kemudian.

Bruk!

Dia terjatuh pingsan, membuat Jason dan Jacob saling pandang dan sepakat untuk masuk kedalam ruangan tersebut. Untuk memastikan apakah serum itu bekerja dengan baik atau tidak.

Saat mereka sudah ada disana, Jacob memegang telapak tangannya membolak-balikan untuk melihat apakah ada ada perubahan atau tetap saja penuh dengan luka. Sedangkan Jason membuka bola matanya untuk melihat apakah iris mata itu berubah menjadi coklat atau masih tetap berwarna putih.

Melihat itu semua dan tidak ada perubahan membuat Jacob menatap Jason khawatir.

"Aku tidak percaya, bagaimana bisa ini tidak berhasil,"

Jacob melepas kacamatanya, lantas menjatuhkan badannya diatas kursi. Jacob terlihat frustasi akibat hasil penelitian yang tidak ada efek sedikitpun, padahal dalam beberapa prosedur darah milik Jeje dinyatakan positif bersih dan langka. Sial!

"Jacob," panggil Jason, lelaki itu masih terus memegang monster itu, Jacob yang sesang filanda kekhawatiran itu menoleh kearahnya.

"Kau tau bukan, hampir 3 bulan ini kita terus menerus mengambil darah Jeje untuk penelitian ini?"

Jacob diam, lalu mengangguk, "Dan setelah itu aku memutuskan tidak lagi mengambil darah dia lagi karena badannya menjadi kurus, itu membuatku sakit melihatnya,"

"Kau! Kau benar-benar menaruh hati padanya? Ya tuhan Jason apa yang kau lakukan. Lalu? Dengan cara penelitian kita berdua ini berarti ku telah mengaturnya untuk tidak sesuai prosedur? Iya?" Geram Jacob yang masih tidak percaya dengan apa yang Jason lakukan.

"Ya, dan aku mencampurkan darahku dengan Jeje untuk serum ini, ya mungkin akibat tidak berhasil karena ada campuran darahku,"

"Kau gila!"

"Seperti yang aku bilang, aku taruhannya jika ini tidak berhasil. Dan aku mohon jika itu terjadi, oh itu jelas terjadi pastinya. Aku ingin kau membawa Jeje keluar dari sini," mohon Jason, lalu memberikan 5 buah serum kepada Jacob, adik kembarnya itu.

"Ini, kumohon setelah kau pergi bersama Jeje kau membawa ini dan pakailah ini bila sesuatu terjadi. Kau tidak perlu khawatir, Jeje tidak akan terserang virus itu sebagaimana Jeje di gigit oleh monster itu, yang ada imun tubuhmu yang lemah, jadi aku sengaja membuatkan ini untuk,"

"Jas, kau-"

"Ayolah, kumohon," putus Jacob saat Jason ingin berbicara.

Iya, Jason sengaja melakukan ini karena ia tidak mau melihat dua orang yang sangat berarti baginya terjebak dalam lingkaran neraka yang Roy buat, Jason tau bahwa Roy licik dan picik, maka dari itu ia rela mentaruhkan dirinya sendiri untuk mereka.

Oneshot WattpadesurdWhere stories live. Discover now