- [Daffa]

2 2 0
                                    

"Membosankan," komentar itu keluar bersama dengan ponsel yang mendarat di tengah kasur empuk di rumahku. Aku mengambil secangkir air putih dan menenggak isinya. Setelah tetesan air berakhir seluruhnya dalam perutku, aku mengambil ponselku di kasur dan berbaring malas.

Uring-uringan.

Sebutan itu cocok untuk disematkan kepadaku yang sedang malas. Namun, sebuah pesan masuk di ponsel itu membuatku terkejut.

"Masih ingat dengan janjimu dulu?"

Sederhana, namun sangat tepat sasaran. Aku mencoba mengabaikan pesan itu dan menghapusnya, namun pesan berikutnya datang.

"Aku harap janji kala itu kamu tepati."

Hela nafas berat, dan aku menghapus pesan itu. Sayang, tangan itu berhenti tepat sebelum bergeser ke kanan.

"Kamu membuat kalimat itu dulu. Kamu harus menepatinya. Tindakanmu saat ini... tidak menepati kalimatmu sendiri."

Ya, hatiku berbicara kepadaku. Aku hembuskan nafas berat, lalu aku matikan saja ponsel itu. Tas yang tergeletak di kursi ruang depan aku ambil, dan segera aku keluar dari rumahku. Sebuah pesan masuk ke ponselku.

"Saya tunggu di kantor, sebentar lagi rapat."

Dan dengan senyuman berat, aku ketik sebuah balasan.

"Siap pak." - untuk memenuhi janji yang saya buat pada dia dulu.


Oneshot WattpadesurdWhere stories live. Discover now