SURAT PERMOHONAN DAMAI
-PASMARS DAN PARIUSAmplop coklat dengan tulisan tebal itu, tak seklise yang dibayangkan. Entah kenapa, entah ada angin apa juga, anak PASMARS serta PARIUS tiba-tiba mengirimkan surat permohonan damai pada PANTER. Selama sudah ditetapkan menjadi rival abadi, PANTER tak kenal apa itu kata damai.
"Jadi, gimana Al? Damai?" Gama buka suara paling awal. Di meja bundar yang membentang, anak inti PANTER duduk melingkar dengan wajah serius.
Di tengah-tengah, amplop coklat itu tersaji seolah menjadi santapan yang sayangnya tak bisa dimakan, namun hanya dilihat.
"Buang aja. Gue gak peduli." Sambil mengepulkan asal rokoknya, Altair tumpang kaki dengan santai.
"Gue gak kenal kata damai, selama fisik masih kuat, tempur aja terus sampai mampus," tambahnya.
Gama dan Reza saling lirik, hingga tidak lama Gama melerai kontak mata itu dan membakar amplop tersebut dengan bekal korek gas di tangannya.
"Gio kemana?" Abim baru sadar, bahwa anak inti kurang satu.
"Dia lagi angkat telepon kayaknya. Ada telpon tadi dari emaknya," Gama memberi tahu.
"Oh gitu." Abim dan Reza hanya angguk-angguk kepala.
Tring!
Bara: Hai Al, gue mau nanya, dimana Davian?
Deg! Altair yang semula tengah chattan asyik dengan Aldira langsung terperanjat sedikit kaget saat pesan masuk dari Bara.
Davian? Gue harus jawab apa, Davian kan udah meninggal.
Altair yang semula duduk santai, kini duduk tegak dengan ekor mata yang bergerak tak tentu arah.
Bara: lo sembunyikan dimana Davian, Al?!
BRAK!
Ketiga teman Altair terlonjak, saat Altair dengan seenaknya melemparkan ponselnya ke meja. Mereka kompak menatap Altair bingung.
"Kenapa Al?" tanya Gama panik.
"Bara." Dada Altair naik turun menyebutkan nama itu. Rokok di tangan yang tengah ia sesap pun jatuh. "Bara nanyain Davian," imbuhnya panik.
"Lho kenapa nanyain ke lo, kan lo bukan emak bapaknya Al," bingung Reza.
Altair mendesah frustasi, kedua tangannya menjambak rambut tebalnya kuat-kuat hingga kini berantakan. Altair benar-benar tidak tahu harus apa, pasalnya anak inti serta anak basis PANTER lainnya pun tidak tahu, bahwa Davian sudah mati. Dan Altair, dan Virgo lah yang telah menghabisinya.
"Gue permisi." Altair langsung bangkit, berlalu pergi meninggalkan basecamp PANTER begitu saja.
"Kenapa si Alta?" Abim dan Gama hanya mengendikan bahunya tak acuh dengan pertanyaan Reza.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALTAIR [SELESAI]
Teen Fiction[DIHARAPKAN FOLLOW SEBELUM MEMBACA] ❝𝕭𝖊𝖗𝖙𝖎𝖓𝖌𝖐𝖆𝖍 𝖉𝖎 𝖒𝖆𝖗𝖐𝖆𝖘 𝖐𝖆𝖒𝖎, 𝖒𝖆𝖘𝖚𝖐 𝖘𝖊𝖍𝖆𝖙 𝖐𝖊𝖑𝖚𝖆𝖗 𝖈𝖆𝖈𝖆𝖙.❞ -PANTER Altair Prawira Atmaja. Punya julukan sebagai Singa jalanan. Sama seperti julukannya, ia liar dan begitu ber...