47. MAU SURAH AR-RAHMAN ATAU AL-MULK

20.6K 3K 601
                                    

Menolak.

Ya, itu adalah jawaban Aldira untuk Bumi. Aldira tidak ingin jatuh kembali ke dalam jurang yang sama. Lagi pula, Aldira kini hanya fokus pada Altair. Ia merasa, bahwa Altair adalah cowok baik. Walaupun galaknya minta ampun. Tapi kadang Altair romantis, cowok iris hijau zamrud itu seperti cuaca. Berubah-ubah, namun perubahan Altair itulah yang membuat Aldira semakin cinta.

“Hari ini, aku enggak latihan beladiri dulu, ya Kang.” Aldira meminta izin dengan pelan. Langkahnya beriringan dengan Altair di sampingnya.

“Kenapa?” Altair menoleh, tangannya kini melengkung ke belakang pundak Aldira. Merangkul cewek itu dengan mesra.

“Aku lagi halangan,” terang Aldira ikut menoleh sebentar. Lalu melemparkan pandangannya lagi ke depan.

“Yaudah, hari ini enggak latihan dulu. Tapi kita ke rumah gue, ya?”

“Boleh,” Aldira mengangguk setuju.

Kehadiran Altair dan Aldira di lorong utama SMA Jupiter, membuat Airis dan keempat temannya yang lain menundukkan kepala. Mereka kini tengah dihukum, mengepel, dan menyapu lorong serta koridor.

Jika bertanya karena apa, maka jawabannya karena kasus perundungan Aldira waktu itu. Altair adalah orang yang melaporkan semua ini, dan Altair juga yang mengajukan hukuman ini.

Aldira menghentikan langkahnya, begitu juga dengan Altair. Cewek itu terperangah bingung melihat teman-temannya dihukum sekarang.

“EKHEM!!!” Altair pura-pura batuk, lalu setelahnya terkekeh. “Ciyee, yang lagi dihukum!” ejeknya keras.

Airis mengepalkan tangannya, ekor matanya bergerak menatap keempat temannya secara bergantian. Sialnya, mereka menunduk takut. Hanya Airis yang mau dan berani angkat wajah.

“Mereka dihukum kenapa, Kang?” tanya Aldira.

“Ya, karena apalagi kalau bukan karena sudah mengganggu Dunia-nya Altair.” Cowok itu menjawab, sembari mengusap-usap kepala Aldira.

Bahkan, kini Altair tidak segan mengumbar kemesraannya dengan Aldira di depan umum. Ya, walaupun belum ada status pasti. Namun, Altair, ‘kan, sudah mem-booking Aldira. Bukan untuk jadi pacar, tapi istri.

“Pasti Akang ya, yang laporin mereka?” Aldira melayangkan tatapan tajam seolah tidak suka pada Altair.

Altair terdiam, entah kenapa ia juga tidak tahu, nyalinya jadi ciut seperti ini saat ditatap tajam oleh Aldira. “AKANG JAWAB!!” Aldira melanjutkan lagi, dengan nada membentak.

“Ck, iya gue. Kenapa?” Altair balas menatap Aldira tak kalah tajam, suaranya dingin tak tersentuh.

“Seharusnya enggak usah kayak gini, Kang!” Aldira menepis kasar lengan Altair yang merangkulnya. “Mereka itu temen-temen aku, Kang!” Bahkan, Aldira masih sudi menganggap mereka semua teman.

Sitoy dan Jubaedah saling bertukar pandang. Mata keduanya, kompak memanas. Rasa sesal benar-benar menjalar begitu cepat ke sekujur tubuh keduanya. Mereka merasa bersalah, sangat.

Namun rasa itu tidak berlaku pada Airis dan Bulan. Keduanya sudah terlanjur membenci, pasalnya Aldira terlalu banyak merenggut kebahagiaan keduanya.
Berawal dari, Bulan yang sempat menyukai Bumi namun sayangnya, Bumi malah mencintai Aldira.

Hal sama kembali terjadi, berawal dari Airis yang menyukai Agra namun lagi dan lagi, Agra menyakui Aldira. Seolah punya daya pikat tersendiri, Aldira yang setiap harinya berpenampilan sederhana, sukses digandrungi dan jadi bahan rebutan 3 most wanted sekolah. Sebagai teman, jelas Airis dan Bulan merasa iri.

ALTAIR [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang