"Kita harus kuasai kawasan ini," tunjuk Altair pada sebuah peta yang terbuka lebar di atas meja.
Di sebuah meja persegi panjang yang membentang jarak antara anggota PANTER pasukan inti. Altair mengintruksi sebari menyusun strategi untuk tempur nanti. Cowok beriris zamrud itu memegangi sebuah kayu rotan yang digunakan sebagai tongkat petunjuk peta.
"Kita bakal pakai formasi phalanx," tambah cowok itu.
"Serius formasi phalanx?" tanya Abim memastikan. Cowok yang tengah mengulum permen itu menatap Altair dengan satu alis terangkat.
"Formasi ini bakal bikin PANTER menang, percaya sama gue," jawab Altair dengan yakin.
"Sepanjang sejarah PANTER, formasi ini belum pernah kita lakuin Al, gue takut kalah." Gio menyambar, diangguki kepala setuju oleh Reza.
Altair berdecak. "Maka sebab itu, kita harus pake formasi baru. Lawan kita itu tetap sama, anak PARIUS. Mereka udah hatam sama formasi kita yang itu-itu terus. Kita harus selangkah lebih pinter," ujarnya tegas dan berwibawa.
"Oke, gue setuju!" Gama menjentikkan jarinya sambil tersenyum. Diikuti yang lainnya.
"Tapi Al, jelasin dikit dong, formasi phalanx itu apa?" tanya Gio penasaran. Sebenarnya, Altair pernah menjelaskan tentang formasi itu, namun sepertinya Gio lupa.
Altair berdeham sambil mengangguk setuju, cowok itu berancang-ancang untuk menjelaskan. Kedua tangannya ia tenggelamkan di kedua saku. Dengan tubuh tegap, Altair memandangi anggota inti PANTER secara bergantian.
"Formasi phalanx itu, formasi tempur yang dibagi menjadi delapan barisan ke belakang. Semua pasukan PANTER nanti bakal bawa senjata balok kayu. Empat barisan pertama bakal baris rapat, jangan memberikan celah buat lawan masuk. Setelah lawan tertahan sama pasukan PANTER di empat barisan itu, sisa barisan dibelakang maju membentuk lingkaran. Setelah itu? Kepung di berbagai sisi," jelas Altair.
Gio menganga takjub, tanpa sadar tangannya bergerak, bertepuk tangan mengapresiasi taktik tempur Altair.
"AMAZINGGG!" seru Gio bernada.
"Keren Al, gue yakin PANTER menang," kata Reza.
"Nggak ada kata kalah buat PANTER," balas Altair terkekeh hambar.
"Gue pengen kawasan Kebayoran baru, kita penguasanya. Ratain semua geng disana, kibarkan bendera PANTER. Kita jadikan PANTER, geng penguasa jalanan." Altair berucap dengan pandangan lurus ke depan, setiap kata yang terlontar penuh nada pengintimidasian.
"WE ARE PANTER!!!" teriak Abim dengan salah satu tangan terangkat.
"BERTINGKAH DI MARKAS KAMI, MASUK SEHAT KELUAR CACAT!!" ucap serempak anggota inti. Termasuk Altair, selaku ketua.
Di dalam ruangan yang tengah panas akan kobaran api semangat, Altair baru ingat bahwa anggota inti PANTER kurang satu.
Bumi Ardilova, cowok itu tidak ada. Dan bodohnya, Altair baru sadar akan itu.
"Bumi mana?!" Altair berucap sewot, dalam hati merutuki dirinya karena bodohnya baru sadar sekarang.
"Bumi ke Eco Park sama Aldira," terang Gio santai.
"Ngapain?" Kedua alis Altair terangkat. Menatap serius seorang Gio Manendra.
"Biasalah," sahut Reza bernada sambil menaik turunkan alisnya.
Altair mendengkus, entah kenapa rasanya kesal mendengar bahwa Bumi pergi jalan dengan Aldira. Setelah insiden yang membuat seantero SMA Jupiter heboh, Aldira masih saja sempat-sempatnya jalan dengan Bumi.
Ini nggak bisa dibiarin. Gue nggak akan biarin Bumi deket sama lo, si cewek bawa sial batin Altair.
Suasana yang hening, seketika terisi oleh sebuah deringan telpon yang entah berasal dari ponsel siapa.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALTAIR [SELESAI]
Teen Fiction[DIHARAPKAN FOLLOW SEBELUM MEMBACA] ❝𝕭𝖊𝖗𝖙𝖎𝖓𝖌𝖐𝖆𝖍 𝖉𝖎 𝖒𝖆𝖗𝖐𝖆𝖘 𝖐𝖆𝖒𝖎, 𝖒𝖆𝖘𝖚𝖐 𝖘𝖊𝖍𝖆𝖙 𝖐𝖊𝖑𝖚𝖆𝖗 𝖈𝖆𝖈𝖆𝖙.❞ -PANTER Altair Prawira Atmaja. Punya julukan sebagai Singa jalanan. Sama seperti julukannya, ia liar dan begitu ber...