Insiden Altair pingsan sukses membuat SMA Jupiter gempar. Nama cowok itu, kini jadi topik hangat. Ini merupakan perdana karena seorang ketua PANTER pingsan di tengah-tengah lapangan dan tampak tidak berdaya. Yang selama ini semua murid tahu, Altair cowok kuat. Tidak pernah sekalipun cowok itu terlihat lemah, tapi lihat sekarang!Cowok itu jatuh pingsan. Itu semua membuktikan bahwa Altair memang manusia pada umumnya. Manusia biasa.
Konyol memang, kebanyakan murid menganggap Altair bukan manusia biasa karena tidak pernah sakit. Tapi, insiden pingsannya cowok itu membuktikan. Bahwa Altair juga manusia biasa, yang bisa sakit, bisa pingsan dan bisa lainnya seperti manusia biasa kebanyakan.
Disinilah si buah bibir tengah berada. Di sebuah ranjang UKS, matanya sudah terbuka walaupun tidak sepenuhnya. Cowok itu memijat pangkal hidungnya, kepalanya masih berat. Ditambah, sekarang wajahnya terlihat pucat. Di ruang UKS yang cukup luas itu, Altair tidak sendiri. Ada Aldira yang duduk di kursi samping ranjang, selaku anak PMR, cewek itu memberikan pertolongan pertama untuk Altair.
Teman-teman Altair tidak bisa menemani cowok itu, karena harus melakukan tes olahraga untuk serangkaian nilai. Maka dari itu, cowok itu hanya ditemani Aldira. Butuh beberapa upaya untuk menyadarkan Altair. Dengan bantuan minyak angin dan sedikit cipratan air, Altair bisa sadar. Sedari tadi, tidak ada percakapan antar keduanya. Aldira sibuk membisu, begitupula dengan cowok yang masih setia memijat pangkal hidungnya itu.
Altair meringis, saat merasakan kepalanya seperti ditusuk-tusuk. Tahu akan hal itu, Aldira sontak langsung berdiri.
"Kenapa, Kak?" tanya cewek itu.
"Kepala gue sakit banget," jawab Altair kembali meringis.
Aldira dengan sigap langsung memijit pelipis cowok itu, setidaknya hal itu membuat Altair tidak lagi meringis. "Ke puskesmas yuk, Kak?" ajak cewek itu.
"Gak," tolak Altair galak. Bahkan, saat sakitpun cowok itu masih galak. "Terus dipijat Dir, lumayan enakkan," imbuhnya.
Aldira mengangguk, kembali memijat pelipis Altair dengan penuh perasaan. Cowok itu terdiam, merasa sedikit rileks.
"Udah! Udah!" Altair menghentikan gerak tangan Aldira. Menumpu punggung tangan cewek itu dengan telapak tangannya yang sedikit berkeringat dingin.
Aldira buru-buru menepisnya. Ia langsung mengambil segelas teh hangat di atas nakas yang sudah disiapkan khusus untuk Altair.
"Minum dulu, nih!" Aldira menempelkan ujung gelasnya ke bibir Altair. Cowok itu menyeruputnya dengan bantuan tangan Aldira. "Kakak harus periksa ke puskesmas atau rumah sakit, Kak!" kata Aldira sesaat cowok itu selesai minum.
"Gue nggak mau, jangan maksa!"
Aldira berdecak sebari kembali menyimpan gelas ke atas nakas. "Jangan keras kepala, ini tuh demi kesehatan Kakak tau!" omelnya.
"Gue sehat, nggak perlu puskesmas ataupun rumah sakit. Ngerti??" Altair tetep kekeuh, ia perlahan bangun dan menyandarkan tubuhnya ke tembok, bersamaan dengan itu Aldira kembali duduk di kursi.
"Kak Altair belum sarapan ya?" terka Aldira dengan tatapan menyelidik. Sedari tadi, cewek itu memang sudah curiga. Pasalnya, keringat Altair dingin, ditambah sedari tadi Aldira mendengar perut cowok itu keroncongan.
"Udah, jangan sok tau jadi orang," desis Altair dengan sinis. Cowok itu mengalihkan pandangannya ke arah lain.
Aldira menghendikan bahunya malas. "Kalo udah, kenapa perutnya keroncongan?" sindirnya.
Altair langsung mengalihkan atensinya pada cewek itu. "Apa maksud lo?"
"Kak Altair perutnya keroncongan!" sembur Aldira dengan jujur.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALTAIR [SELESAI]
Ficção Adolescente[DIHARAPKAN FOLLOW SEBELUM MEMBACA] ❝𝕭𝖊𝖗𝖙𝖎𝖓𝖌𝖐𝖆𝖍 𝖉𝖎 𝖒𝖆𝖗𝖐𝖆𝖘 𝖐𝖆𝖒𝖎, 𝖒𝖆𝖘𝖚𝖐 𝖘𝖊𝖍𝖆𝖙 𝖐𝖊𝖑𝖚𝖆𝖗 𝖈𝖆𝖈𝖆𝖙.❞ -PANTER Altair Prawira Atmaja. Punya julukan sebagai Singa jalanan. Sama seperti julukannya, ia liar dan begitu ber...