61. AKANG SULTAN

27.3K 2.6K 846
                                    

Huh!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Huh!

Aldira meniup foam sabun yang hinggap di tangannya serta di tangan Altair. Entah sudah berapa menit keduanya berendam di bathtub berdua. Dunia memang serasa milik berdua, Altair menganggap semua orang hanya mengontrak sekarang. Setelah pertempuran goyang gergajinya yang berlangsung selama 10 jam, keduanya memilih berendam di hangatnya air bathtub.

Beruntungnya ini hari Minggu, jadi keduanya punya waktu banyak. Besok, mereka harus kembali ke sekolah. Berkutat kembali dengan pelajaran-pelajaran yang membuat pening kepala.

"Mau pake shampoo gak, sayang?" tawar Altair.

"Nggak mau keramas, Kang." Aldira masih sibuk meniupi foam sabun di tangannya. Aldira tampak seperti, MKKB. Masa kecil kurang bahagia, meniupi foam sabun.

Altair yang duduk sambil memangkunya hanya bisa diam, menatap dari belakang sosok Aldira. Altair tidak ingin berbuat mesum, sungguh. Ia sudah kenyang semalam, dari jam 8 malam sampai jam 6 pagi ia terus melakukannya. Katanya, seperti naik wahana!

"Tambah sabun lagi dong, Kang," pinta Aldira. Altair menurut, kembali menuangkan sabun cair ke dalam bathtub.

Seketika, wangi bunga mawar begitu menguar. Maklum, sabunnya adalah sabun dengan varian wangi bunga mawar. Kesukaan Aldira. Khusus Altair beli untuk sang istri tercinta. Jika dilihat-lihat, mungkin sekarang, wanginya sudah melekat ke tubuh keduanya. Nempel.

"Masih sakit, gak?" Altair tiba-tiba menyimpan dagunya di pundak Aldira.

Pertanyaan Altair, tak pelak membuat Aldira ambigu. Cewek itu tampak tersipu malu. Apalagi, jika harus mengingat kejadian semalam sampai tadi pagi. Sesi goyang gergajinya dengan Altair benar-benar gila. Sangat gila.

Sudah, sudah, Aldira tidak mau mengingat-ingat lagi.

"Dijawab atuh," Altair bersuara lagi. Mengusap-usap lengan Aldira, sambil mengolesinya sabun cair.

Aldira memutar kepala, menatap Altair sambil tersenyum tertahan. Lain dengan Altair, yang kini tersenyum begitu tulus dan manis.

"Masih sakit, kenapa emang?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Masih sakit, kenapa emang?"

"Mau dielusin gak?"

"Ihh!" Aldira langsung menampar pipi Altair. "Elus-elus, emang aku kucing? Nggak usah, makasih!" garangnya.

ALTAIR [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang