72. BEBAN HIDUP

15.7K 1.8K 320
                                    

SUDAH SIAP KEHILANGAN GIO?

100 KOMEN DONG, BARU UP LAGI(◍•ᴗ•◍)❤

Jika malam, manusia kebanyakan pasti tidur

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jika malam, manusia kebanyakan pasti tidur. Namun, itu semua tidak berlaku pada Aldira untuk kali ini. Jam sudah menunjukkan pukul 23.25 tapi ia tetap tak bisa menutup mata. Entah kenapa, rasa mual di perutnya membuatnya tak bisa tidur. Belum lagi, Altair yang tidur di atas dadanya membuat Aldira tak bisa bergerak.

Aldira rasanya ingin muntah, namun karena melihat Altair tidur lelap, rasanya tak tega ia melakukan pergerakan yang nantinya akan membuat suaminya itu bangun. Jadi, Aldira menahannya.

"Kang ...," panggil Aldira dengan suara tertahan.

Yang dipanggil masih terjaga dari tidurnya. Bahkan, samar samar terdengar Altair mendengkur kecil. Ia memeluk Aldira dengan erat, bak guling. Dengan seenak jidat, Altair yang habis nenen tidur di atas dada Aldira dan menjadikannya bantalan.

"Kang, aku mau muntah ...," adu Aldira yang kini sudah membekap mulutnya.

Tetap sama, tak ada tanda-tanda tanggapan dari Altair, dan itu sukses membuat Aldira frustrasi. Salah satu tangannya meremas kuat sprei, sementara satunya lagi masih membekap mulut. Rasanya Aldira ingin muntah sekarang juga, mulutnya sudah menggembung, bersiap mengeluarkan muntahan yang membuat perutnya mual.

Saat rasa mual menyerang, dan tak Altair tetap tak enyah, terpaksa Aldira memuntahkan isi perutnya di tempat.

Huek ... Huek ... Huek!!

Cairan berlendir itu sukses membasahi rambut hitam Altair. Tak kuasa menahan mualnya yang datang lagi, Aldira mendorong tubuh Altair, menyingkirkan sosok itu dari atas tubuhnya dan langsung berlari ke kamar mandi.

Huek ... Huek ... Huek!!

Altair melenguh, saat dirasa ada sesuatu yang turun dari atas. Seperti air hujan. Namun, terasa hangat. Masih belum membuka mata, dan masih dalam keadaan setengah nyawa, Altair mengusap wajahnya. Ia memegangi rambutnya refleks dan  langsung mengerjap.

Ia menurunkan tangannya, dan melihat bagaimana cairan kental berlendir bening itu memenuhi jemarinya. Altair cium, bau muntahan begitu menyengat.

"Apaan, nih?"

Huek ... Huek ... Huek!!

Dan Altair langsung tersadar, semua nyawanya terkumpul sekarang. Suara orang muntah-muntah dari kamar mandi membuat Altair bangun dari posisinya, ia baru tersadar bahwa Aldira tak ada.

"Neng!" Altair langsung turun dari ranjang, berlari masuk ke dalam kamar mandi yang jelas-jelas pintunya terbuka.

Altair sama sekali tak memperdulikan muntahan Aldira di kepalanya, bahkan sudah mengenai wajahnya sekarang. Yang ia khawatirkan adalah Aldira. Hanya Aldira.

ALTAIR [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang