42. ALDIRA, ITU DUNIAKU

21.2K 3.3K 64
                                    

"ALDIRA!!!"

PRANG!

PRANG!

Suasana riuh dan bising di kelab tiba-tiba senyap sesaat kedatangan seorang cowok yang dengan brutalnya memecahkan kaca penyekat ruangan kelab datang dengan tiba-tiba.

Dia Altair. Dengan wajah merah padam, ia memasuki area kelab sambil membawa balok kayu. Tanpa segan, Altair memecahkan kaca yang ada di kelab itu. Dan itu sukses, membuat kegiatan yang ada di kelab lumpuh. Semua atensi tertuju padanya sekarang.

"DIMANA ALDIRA?!!!" pekiknya keras. Urat-urat leher miliknya begitu terlihat jelas.

Para pengunjung kelab, serta beberapa pegawai kebingungan dengan Altair. Mereka saling beradu pandang dengan tatapan tidak mengerti.

"DIMANA DAVIAN?!!!" pekik Altair lagi.

Nah, untuk yang satu ini. Salah satu pegawai kelab kenal. Jelas, siapa yang tidak kenal Davian. Pengunjung tetap yang berlangganan di kelab ini.

"Davian di atas, dia sewa kamar," celetuk salah satu pegawai yang tadi memberikan kunci pada Davian.

"Anjing!" Altair mengumpat. Ia melangkah lebar, menarik kuat kerah kemeja cowok yang buka suara tadi. "KASIH TAU GUE, DIA SAMA SIAPA KESINI?!!"

"Di-a sama cewek," jawab cowok itu dengan gelagapan.

"Cewek itu, cewek gue anjing!" sungut Altair. Matanya benar-benar menajam. Ia kesetanan.

"Gue nggak tau apa-apa," kata cowok itu lagi.

"Ikut gue, dan kasih tau dimana kamar Davian!! CEPETAN!!!"

"I-ya." Cowok itu berucap terbata. Dengan gerakan kasar, Altair menyeret cowok itu tanpa belas kasihan lagi.

Semua pengunjung kelab langsung memberikan jalan. Membiarkan Altair kini menaiki undakan tangga untuk menuju ke lantai atas, dimana Aldira dan Davian berada sekarang.

Sementara itu, di waktu dan tempat yang sama. Aldira terus menangis. Memohon-mohon agar Davian tidak melakukan hal diluar kendalinya. Aldira terus menangis kencang. Berharap Davian iba, namun sayang, sepertinya rasa iba tidak ada di kamus hidupnya.

Sudah beberapa kali Davian membanting tubuh Aldira ke atas kasur. Dan terus berusaha menindih tubuhnya, namun sayang, Aldira terus melawan dan itu jelas membuat Davian kewalahan.

"Ayo sayang, kita main. Jangan kasar, aku yakin kamu bisa suka. Ayo!!" Davian mengukung Aldira. Mengambil alih kedua tangan cewek itu, dan menyimpannya ke atas kepala.

"Kak, jangan Kak, jangan sentuh aku. Aku mohon..." isakan Aldira menggila. Tenaganya sudah habis terkuras sekarang. Ia menatap Davian di atasnya dengan memohon.

"Nggak ada negosiasi, malam ini tubuh lo milik gue seutuhnya," ucap Davian nafsu.

Cowok itu menanggalkan  baju yang dikenakan olehnya sendiri. Membuatnya kini bertelanjang dada. Saat sedetik lagi, tubuhnya akan menindih Aldira. Tiba-tiba ...

BRAK!!!!

Pintu yang terkunci, terbuka karena dobrakan dari luar. Davian dan Aldira langsung menoleh. Sama-sama terkejut sesaat mendapati Altair berdiri disana sambil membawa balok kayu.

Amarah Altair mencapai level tertinggi melihat keadaan Aldira yang hampir dilecehkan sekarang. Dengan langkah lebar, dengan rahang mengeras dan gigi menggertak. Altair langsung menerjang tubuh Davian.

BUGH!

BUGH!

"BANGSAT LO!!! JANGAN SENTUH CEWEK GUE!" pekik Altair kalap. Cowok itu menendang tubuh Davian yang semula di atas kasur, kini malah terkapar di atas lantai.

ALTAIR [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang