Chapter 6 - Its Okay

820 107 11
                                    

Malam yang semakin larut dan suara binatang malam pun sudah mulai terdengar. Suara desiran angin malam pun mulai menusuk-nusuk rongga dada. Perjalanan yang telah dilalui membuat kita ingin cepat sampai rumah, beristirahat dan bertemu sanak keluarga yang kita sayangi.

Terlihatlah di pedalaman kota tempat rumah itu berada. Bila kita ingin mencapai rumahnya, kita harus melewati gerbang dan halaman rumah yang sangat luas. Tidak hanya itu penjagaan rumahnya pun sangat ketat dilakukan oleh para bodyguard. Yang sangat indah itu adalah didalam halaman rumah itu terdapat taman bunga yang sangat indah dan luas. Berbagai macam bunga ada disana.

Namun ada satu hal yang kosong dari rumah itu, yaitu tampak terasa sangat sepi. Maklumlah penghuni rumah itu hanya di tempati oleh anaknya saja dan para asistennya. Karena Ayah dan ibu nya sangat sibuk dengan urusan bisnis keluarga nya.

Gubbrakk (Suara pintu dibuka dengan kasar)

"Ehh. Keponakan Onty udah pulang? Mana pembalut nya?" Ucap Onty Ria ke arah Jeno yang sedang bersantai menonton televisi sambil mengemil Snack.

Jeno yang terlihat kesal karena hal tadi, membuatnya melempar pembalut itu ke arah Tante nya. "Nih" Ucap Jeno sarkas dan langsung bergegas ke dapur untuk minum.

"Kamu yaa engga sopan sama Onty mu ini?! Minta maaf cepet!" Ucap Onty yang langsung berdiri dengan tegap dan langsung menuju dapur untuk bicara dengan Jeno.

"Gak usah banyak tingkah deh yaa. Kita ini cuman beda 3 tahun doang. Gausah merasa paling tua. Heran deh, Orang mah ya pengen dipanggil yang keren atau lebih ke muda-mudaan ini mah pengen nya di panggil Onty" Ucap Jeno yang telah selesai minum dan meletakkan gelasnya.

"Yaa gapapa lah. Berbeda itu indah Jen. Lagian Onty happy-happy aja. Jangan ngegas atuhlah. Kan Just kidding boy"

"Lagian sih. Bisa-bisa nya nenek ngelahirin anak lagi dan umurnya itu beda jauh banget sama Ayah. Sedangkan Ayah anak pertama. Wow Impresif " Ucap Jeno pun langsung pergi ke ruang tengah dan duduk sambil memeriksa handphone nya.

Onty nya pun ikut duduk di samping Jeno, "Iya mana Onty tau. Kan ini keinginan Nenek sama Kakek kamu. Terjadi begitu saja atas kehendak Tuhan. Onty hanya bisa bersyukur telah di lahirkan ke dunia ini dan menjadi salah satu bagian keluarga kita ini"

"Iyaa"

"Hah? Iya doang? Simple past tent ya kamu tuh! Pantesan aja engga ada cewek yang mau sama kamu. Orang kamu nya aja ketus meletus kayak gitu. Dingin banget kayak kulkas dua pintu"

"Gausah ceramah!"

"Bukan ceramah. Cuman mau kasih tau aja. Takutnya nanti ada cewek yang deket sama kamu dan mencintai kamu dengan tulus. Ehh, gara-gara sikap kamu yang dingin ini dia jadi sakit hatinya. Kasian Jen! Jangan pernah permainkan hati seorang perempuan yang tulus apa adanya ya. Inget Ibu kamu itu perempuan. Kalo kamu sakitin dia, itu sama halnya kamu sakitin hati Ibu kamu. You know ? Bijak sekali Onty mu ini Jen. Belajar mangkanya sama Onty!"

"Alah. Gak berpengaruh kata-kata itu buat Jeno. Udah stop! Jadi mual dengernya"

"Iyadeh iya. Btw ada pesan. Katanya Ayah sama Ibu kamu, mereka masih ada perjalanan bisnis lagi ke luar negeri. Katanya sih sampai bulan depan."

"Ohh gitu. Yaudah"

"Astaga. Singkat sekali"

"Oh iya. Btw kenapa engga pulang? ini udah malem tau. Gak takut emang?"

"Siapa yang bilang mau pulang?"

"Jangan bilang. Mau nginep disini? Hah?"

"Nah itu kamu tau. Haha"

BACK 2U [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang