Chapter 32 - Be alright

333 51 19
                                    

Aulia yang tidak habis pikir dengan kelakuan Jeno seperti tadi. Dia terus berjalan tanpa henti, walaupun menaiki anak tangga yang lumayan membuat kaki nya menjadi pegal-pegal.

Sesampainya dia didepan ruang kelas. Dia membuka pintu dengan sangat kerasnya dan membuat seisi ruangan itu terkejut.

"Sumpah panas. Panas banget woi!" Aulia yang sudah duduk di kursinya.

"Ada apa sih Aul tiba-tiba begitu. Orang masih pagi juga. Dan panas aja engga" Jawab Nisa yang ternyata sudah sampai duluan dikelas dan kini mereka berdua terlihat duduk bersampingan.

"Tunggu! Gua masih deg-degan Nisa. Tolongin gua"

"Hah? Lu deg-degan kenapa sih?"

"Itu si itu"

"Si itu siapa?"

"Si Jeno!"

"Iya kenapa? Kenapa dia bisa bikin lu panas gini? Lu disembor air panas atau gimana?"

"Bukan gitu konsepnya Nisa"

"Iya terus kenapa bambang?!"

"Dia meluk gua woi!!!"

"Hah? Serius? Demi apa lu?"

"Serius. Sumpah dah. Gua aja engga tau dia tiba-tiba begitu. Aaaaa... Nisaa.. Helepp. Gua definisi terjungkal terbalik-balik. Melebur menjadi satu kesatuan yang haqiqi" Aulia yang sudah kehilangan kesadarannya dan mengguncangkan tubuhnya Nisa.

"Iya-iya. Gua tau kok perasaan lu gimana. Tapi stop buat mengguncangkan badan gua. Sakit woi!!"

"Sorry. Gua udah gila kayaknya. Baru aja sama Jeno dipeluk. Belum di?? Ehh.." Aulia yang tengah membayangkan hal itu tiba-tiba terhenti sejenak dengan kalimat yang diucapkannya.

"Belum di apa? Hah? Masih pagi Aulia. Jernihkan pikiran lu. Mata kuliah aja belum masuk di otak lu. Ini udah mikir kemana-mana"

"Hehe.."

"Cenge'ngesan lagi. Udah fokus dulu sama kuliah. Baru pikirin hal itu nanti kalo udah kelar kelas"

"Iyadeh iya"

Mereka berdua pun segera menghentikan pembicaraannya karena dosen kala itu sudah masuk diruang kelas.

-🍁-

"Lix. Kayaknya cewek yang tadi itu ada hubungannya sama si Jeno" Tanya Nino yang tengah berjalan dibelakangnya Felix dan Ansel.

"Gua mikir juga gitu sih. Tapi lu udah pikirin rencana kita bakalan gimana lagi" Tanya Ansel yang tepat berjalan disebelahnya Felix.

Felix tersenyum sinis, sorot matanya pun terlihat tajam. "Tenang aja. Rencana gua kali ini akan berhasil. Anggota Hybrid juga bakalan bantu kita. Jadi lu pada engga usah khawatir"

"Serius Hybrid mau bantu kita?" Tanya Ansel penasaran.

"Wah-Wah. Bakalan pecah sih ini" Timpal  Nino.

"Iya. Hybrid bantu kita. Jadi tenang aja" Felix dengan jiwa tenangnya.

"Biar gua tebak. Hybrid lu bayar berapa Lix?" Ansel yang mulai bertanya-tanya.

"Otak lu langsung konek gitu ya sel. That's Right gua sogok dia dengan uang. Lu tau sendiri. Mereka kehausan dengan uang. Jadi gua pake aja semua kemampuan gua. Ya, dengan kasih mereka uang. Biar kekenyangan" Jawab Felix dengan sinis dan kesombongan nya tiada tara.

"Ya ampun. Sampe segitunya lu Lix. Duit lu engga ada abis nya apa ya" Nino yang sudah tidak heran dengan kemampuan Felix itu.

"Gua udah bilang ke kalian semua. Sebelum dendam gua terbalaskan. Jangan harap dia bisa hidup tenang" Felix yang  wajahnya telah berubah menjadi sangat garang.

BACK 2U [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang