Chapter 35 - It is love?

334 41 32
                                    

Tepat di pukul tiga siang Meli telah sampai di toko kue ibu nya. Dia pun membuka pintu dan masuk kedalamnya.

Terdengarlah suara lonceng yang ditaruh diatas pintu itu.

"Ibu, Meli dateng. Mbak dimana ibu?" Ucap Meli yang tengah mencari-cari keberadaan ibunya.

"Ibu lagi dibelakang Mel. Lagi bantu pegawai lain buat kue. Soalnya kurang pegawai. Ini aja Mbak kadang bolak-balik kedapur" Jawab Mbak kasir yang sedang bekerja disana.

"Oalah. Yaudah kalo gitu Meli aja yang jaga ini. Mbak kebelakang aja. Jangan lupa makan dulu Mbak. Amunisi sangat penting untuk pekerja. Okey"

"Serius Mel?" Raut wajahnya Mbak yang mulai kebingungan.

"Iya Mbak. Mumpung aku lagi free. Yaudah sana gih"

"Oke deh. Makasih ya Mel"

Akhirnya Meli yang menjaga toko itu untuk sementara waktu. Sambil menyetel lagu kesukaannya. Karena toko sedang sepi Meli mulai mengelap beberapa meja yang kosong dan juga merapihkan beberapa aksesoris pelengkap toko itu.

Tiba-tiba lonceng itu berbunyi nyatanya toko itu kedatangan seorang pelanggan.

"Selamat datang di toko kami" Ucap Meli dengan ramahnya.

Meli pun langsung pergi ke tempat kasir yang dimana tempat itu pun telah tersusun rapi oleh macam-macam jenis kue yang ada didalam lemari kaca.

"Mau pesen apa kak?" Tanya Meli ke pelanggan itu yang ternyata dia seorang lelaki yang memakai masker berwarna hitam.

"Saya mau pesan kue yang rasa red velvet ya. Satu aja"

"Oke Kak. Tunggu sebentar ya. Saya bungkus dulu"

"Oke. Makasih Mbak"

Setelah itu Meli membungkus kue dengan menggunakan kardus yang bercap logo toko kue nya itu. Dengan tekun nya dia membungkus itu. Dari sisi kanan kiri maupun atas bawah telah dia rakit sedemikian rupa.

Butuh waktu beberapa menit Meli pun telah selesai dan menghitung semua pembayarannya.

"Kue nya sudah selesai dibungkus kak. Untuk totalnya jadi seratus dua puluh ribu kak" Ucap Meli yang telah meletakkan kue itu di meja kasir dan siap untuk diambil oleh pelanggan itu.

"Oke Mbak. Ini ATM saya" Lelaki itu pun memberikan kartu kredit nya ke Meli.

"Oke kak. Tunggu sebentar yaa"

Selang beberapa menit,

"Kak ini kartu kredit nya. Terimakasih sudah berkunjung ke toko kami" Ucap Meli dengan ramahnya.

"Iya Mbak Meli" Lelaki itu pun membuka setengah masker yang dipakainya dan kini hanya mulutnya lah yang tertutupi oleh masker itu.

"Kak Jeffrey?" Meli yang tercengang dengan situasi itu. "Serius ini kakak. Engga mimpi kan"

"Coba tampar pipi kamu. Kalo sakit berarti engga" Jeffrey yang terlihat tersenyum.

"Plakkk..." Suara tamparan keras di pipinya Meli akibat ulahnya.

"Huaaa. Sakit kak" Meli yang terlihat mendengus kesakitan.

"Lagian. Kamu mau aja aku suruh-suruh"

"Abisnya kan aku kaget. Kok bisa tiba-tiba kakak dateng dihadapan aku"

"Mel, ada yang mau aku omongin. Kita bisa duduk sebentar engga?"

"Boleh-boleh kak. Kita duduk disana aja" Meli menunjuk kursi yang kosong tepat disebelahnya adalah jendela.

BACK 2U [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang