"Fan! Cukup! Lu keterlaluan!" Ucap Dito yang langsung memegangi tangan Tiffany yang akan menampar Aulia.
Aulia yang tanpa disadari merasakan sesak yang sangat hebat di dadanya sehingga membuat dia menangis.
"Gausah ikut campur lu Dit! Gua engga ada urusan sama lu ya! Minggir!" Tiffany yang langsung melepaskan tangannya dari pegangan Dito.
"Kata siapa engga ada urusan?! Dia tanggung jawab gua! " Ucap Dito yang dengan sigapnya melindungi Aulia dari amukan Tiffany.
"Rese lu Dit! Awas ya lu Aulia! Masalah kita belum kelar!" Tiffany yang tampaknya sangat kesal dan terus menunjuk wajahnya Aulia. Seketika dia langsung pergi dari tempat itu.
Aulia yang terus-menerus menangis dan badannya pun mulai terkapar lemah. Dia langsung duduk di tanah lapangan itu.
"Aulia udah engga kuat Kak. Apa sih salah Aulia sama dia" Ucap Aulia yang terus menangis dan mengelap ingusnya dengan baju yang dia pakai.
"Udah dek jangan nangis yaa. Kan ada kakak disini. Jangan khawatir" Ucap Dito yang terus menenangkan diri Aulia sambil sesekali mengelap air mata Aulia.
Tanpa disadari seorang Jenovan Alatas mengalami kepanasan di dalam hatinya. Terbakar api cemburu. Jeno terus menatap kearah Aulia dan Dito.
"Ini cowok dari kemarin modusin Aulia aja!" Jeno pun berdeham "Ehmm.. uhuk..uhuk.. Modus terus! Modus!" Sambil mengepalkan tangannya, serasa ingin mengajak berkelahi.
Aulia dan Dito pun tidak menyadari adanya keberadaan Jeno.
Segala tingkah Jeno yang abdsurd terus dia tunjukan. Mulai dari melempar batu kecil kearah Dito, mencolek punggung Aulia dengan ranting pohon dan berdeham dibarengi dengan batuk-batuk. Namun apa boleh buat Aulia dan Dito pun tidak memerhatikan tingkah Jeno.
"Tapi dia terus mengganggu aku Kak! Padahal di selesai'in dengan cara baik-baik kan bisa. Kesel sendiri engga sih" Tanpa disadari Aulia telah bersandar di dekapannya Dito sambil menangis dengan rasa sesak di dadanya.
Dito pun mengelus-elus rambutnya Aulia "Sabar ya dek. Kakak bakalan lindungi kamu. Tiffany emang wataknya begitu dek. Kalo belum dapet yang dia mau. Jangan harap lolos dari dia. Tapi tenang. Kalo kamu di gangguin sama dia. Hubungi kakak aja yaa. Jangan sungkan" Dito yang mencoba menenangkan Aulia dan terus mengelus rambutnya.
"Makasih banyak yaa Kak. Kalo engga ada Kakak. Engga tau deh bakalan gimana aku tadi" Aulia pun langsung bangkit dan langsung memandangi wajahnya Dito.
"Iya dek sama-sama. Tuh kan? Mata mu sembab gitu. Udah jangan nangis lagi yaa" Dito lagi-lagi dengan refleksnya dia memegangi wajahnya Aulia dengan kedua tangannya.
"Ehh? Kak? " Aulia yang terkaget dari tingkah Dito itu. "Tangan Kakak? "
"Ehh? Iya-iya. Maaf dek. Kakak refleks. Abis kamu imut sih. Apalagi pas nangis. Hehe" Dito yang tersenyum manis sambil meledeki Aulia.
"Ehh.. Masa sih? Emang iya yaa? Hehe" Aulia pun ikut tersenyum dan dibalas dengan senyuman Dito.
Sementara itu dari arah belakang,
"Dasar Buaya darat! Buaya betina! Sama aja!" Ucap Jeno yang sedari tadi memerhatikan tingkah mereka berdua.
Setelah 3 jam pelatihan itu berlangsung. Akhirnya selesai juga. Semua peserta di arahkan untuk membuat lingkaran dan ditengah-tengah terdapat api unggun dengan api yang menyala sangat besar.
Dimomen itu semua panitia yang terlibat memohon maaf kepada semua peserta dan juga memberitahukan bahwa pelatihan mental tadi itu, untuk melatih kita dalam mengatasi semua masalah baik itu di perkuliahan ataupun di dunia pekerjaan. Kita dilatih agar mental menjadi kebal dan bisa mengatasi masalah dengan sabar dan juga kuat dalam situasi apapun.
KAMU SEDANG MEMBACA
BACK 2U [END]
FanficMencintai bukan hanya tentang saling berbagi kesenangan atau kesedihan saja. Tetapi mencintai dengan hati yang tulus serta memiliki arti di dalam kehidupannya adalah point terpenting dalam menjalani sebuah hubungan percintaan. Bukan hanya itu saja d...