Ternyata seseorang yang telah memukul dengan keras kepalanya Aulia itu, bukan lagi dia adalah Tiffany dan antek-anteknya. Mereka berencana menculik Aulia dengan alih-alih memanfaatkan dia untuk kepentingan pribadi. Betul saja, Tiffany memanfaatkan Aulia untuk mendapatkan cintanya Jeno.
Sampailah mereka bertiga di tempat persembunyian Tiffany atau bisa di bilang markas geng mereka. Markas itu sengaja dibuat menjadi kedap suara. Karena di dalam markas itu terdapat tempat bermain billiard, panahan, bar kecil dan juga tempat karaoke.
"Bruukk.." Suara tubuh Aulia yang telah didorong paksa oleh Tiffany.
"Awww.. Aduhh.." Rintih Aulia yang semakin kesakitan.
"Bell? Tutup pintu dan juga Iket tangan si cewek gatel ini pake rantai!" Ucap Tiffany yang tengah duduk di sofa sambil menghadap ke arah Aulia yang telah terbaring lemah di lantai.
Aulia yang belum tersadar total hanya meringis kesakitan akibat pukulan tadi.
"Sekarang mau kita apa'in nih anak? Kayaknya udah sedikit sadar?" Tanya Bella yang tengah memandangi wajahnya Aulia.
"Sekarang tanya dulu deh Dill. Lu yang tanya pertama" Ucap Tiffany memerintah Dilla yang kini sudah tidak tahan dengan perkataan yang akan terlontar nanti.
"Oke. Gua yang duluan" Perkataan Dilla yang sedikit mengancam.
Aulia yang terus meringis kesakitan hanya bisa pasrah.
"Eh? Lu Aulia kan?" Tanya ketus seorang Dilla dihadapan Aulia.
Aulia tidak menjawab apapun. Yang dia rasakan hanya tarikan keras dikepalanya, yang membuat dirinya sakit dan pusing tujuh keliling.
"Jawab bego! Lu punya mulut kan!" Teriakan yang keluar dari mulutnya Dilla.
Aulia berusaha sedikit demi sedikit membuka kedua matanya "Iya kak. Kakak siapa ya?" Tanya Aulia pelan.
"Halah. Basi lu, tanya-tanya gua!" Jawab Dilla dengan nada yang menggelegar.
"Dill. Langsung ke intinya aja deh. Bocah bego gini. Lama nanggepinnya" Ucap Bella dengan ketusnya.
"Dengerin gua baik-baik. Lu ada hubungan apa sama Dito?" Tanya Dilla dengan menyentuh paksa wajahnya Aulia yang tertunduk lesu.
"Dito? Kak Dito?" Ucap Aulia yang masih mengumpulkan tenaganya.
"Iya! Lu ada hubungan apa sama dia?!"
"Engga ada hubungannya kok kak. Hanya kakak tingkat doang engga lebih kok"
"Jangan bohong deh! Apa perlu gua potong rambut lu jadi botak, hah!"
"Serius kak. Aku engga ada hubungan apa-apa sama Kak Dito"
"Bell tolong ambilin air kencing yang diplastik. Deket meja" Ucap Dilla dengan menyuruh Bella yang telah siap membawakan se'plastik air itu.
"Oke siap" Bella dengan sigapnya mengambil itu dan memberikannya ke Dilla.
"Hah? Apa? Air kencing. Buat apa kak?" Tanya Aulia yang nampak gelisah.
"Byuurr" Siraman air itu telah membasahi wajahnya Aulia.
"Buat guyur muka lu. Haha" Tiffany dan Bella tertawa kegirangan.
Aulia yang terkejut dengan hal itu. Hanya bisa mengelap wajahnya dengan baju yang dia pakai saat itu dan dirinya mencoba untuk lebih kuat lagi menghadapi semua ini.
"Kakak kira aku bakalan takut sama hal ini. Engga! Aku engga takut sama kalian. Makan aja sama kan dari nasi. Ngapain harus takut" Ucap Aulia dengan percaya dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BACK 2U [END]
FanfictionMencintai bukan hanya tentang saling berbagi kesenangan atau kesedihan saja. Tetapi mencintai dengan hati yang tulus serta memiliki arti di dalam kehidupannya adalah point terpenting dalam menjalani sebuah hubungan percintaan. Bukan hanya itu saja d...