"Ya ampun. Lu masih simpen ini Na? Serius ini" Yuni yang terkejut akan hal itu.
"Iya. Masih gua simpen itu dengan baik. Dan udah saatnya gua kembalikan itu sama yang punya" Jemin yang tersenyum manis melihat Yuni didepannya.
"Ya ampun. Kan cuman mainan bebek kecil. Gua aja udah lupa sama itu bebek. Lucu deh" Sambil memegangi mainan itu Yuni pun tertawa kecil.
"Iya kan tetep aja. Itu mainan tetep milik lu. Engga ada hak gua buat simpen itu"
"Iya deh iya. Oh iya Na. Ini mainan bebek ketemu dimana?"
"Waktu terakhir kalinya kita ketemu dan berpisah di umur 5 tahun"
"Oh iya. Gua inget. Waktu keluarga kita liburan bareng ke pantai ya?"
"Iya bener. Dan pas banget. Waktu kita lagi main pasir bareng. Ehh. Mainan bebek lu tiba-tiba ilang. Dan lu nangis kejer dong. Sebenernya gua inisiatif pergi buat cari itu dan ninggalin lu sendirian ditempat itu. Gua cari-cari aja. Siapa tau hanyut atau nyelip di karang deket pantai. Alhasil gua nemu itu mainan. Tapi sayangnya waktu gua balik ke tempat itu. Lu udah engga ada. Gua cari-cari kemana-mana. Takutnya lu ilang. Abis itu gua kecapean dan istirahat ditempat bunda sama ayah gua dan langsung aja gua tanyain hal itu. Abis itu gua dapet penjelasan dari bunda. Katanya ini liburan buat perpisahan keluarga kita. Dan katanya lu mau pindah. Sebenernya gua ngerasa sedih aja sama kesepian. Tiba-tiba ditinggal begitu aja tanpa adanya pamit" Nada bicara Jemin yang mulai serius.
"Tunggu? Ini beneran Nana yang gua kenal kan?" Tanya Yuni mendekatkan wajahnya dihadapan Jemin.
Jemin pun mulai tersipu malu "I--iya. Emangnya kenapa?" Bicaranya mulai terbata-bata.
"Lu engga sakit atau demam kan?" Yuni dengan sigapnya meletakkan tangannya di dahinya Jemin seraya mengecek keadaanya.
Jawaban Jemin hanyalah gelengan kepala sembari wajahnya mulai memerah.
"Wah. Kata-kata lu bikin gua terharu. Makin dewasa ya anak baik" Yuni yang tersenyum manis sambil mengacak-acak rambutnya Jemin.
Jemin pun tak bisa membohongi wajah malunya. Chandra yang mengetahui hal itu. Langsung menyenggol sikutnya Jemin.
"Hey! Kenapa muka lu merah gitu deh Jem? Are you okay? Haha" Chandra yang meledeki Jemin.
"Chandra!" Bisik Nisa ditelinga Chandra karena dia paham akan situasi Jemin dan dia pun menginjak kaki Chandra.
"Awww.. Sakit cantik" Ucap singkat Chandra yang tersenyum manis sambil melihat ke arah Nisa.
"Hah? Sini ikut gua Chan!" Nisa yang bingung langsung menarik tangan Chandra dan menjauhi tempat itu. "Kalian ngobrol aja ya. Gua sama Chandra ada keperluan dulu. Dah" Ucap Nisa yang menarik paksa tangan Chandra.
"Pelan-pelan Nisa. Nanti kalo tangan aku luka gimana? Kamu mau obatin" Chandra yang terlihat tidak merasakan rasa sakit apapun dan terus meledeki Nisa.
"Bisa diem engga?!" Jawab singkat Nisa.
Nisa dan Chandra pun meninggalkan tempat itu. Kini hanya ada mereka berdua, Yuni dan Jemin. Yang sama-sama saling berhadapan. Mereka saling menatap sendu dengan sangat penuh kerinduan dibenaknya. Tak disangka-sangka perpisahan yang tidak didasari oleh kata pamit. Kini kembali dengan pertemuan yang tidak disengaja. Apakah ini takdir atau hanya sebuah kebetulan saja.
"Gimana kabar lu sekarang?" Tanya Jemin dengan lembutnya sambil menatap wajah Yuni.
"Gua baik kok Na. Kalau lu sendiri?"
"Gua baik kok. Kalau boleh tau lu di jurusan apa?"
"Gua ambil jurusan Seni Musik. Kalau lu?"
"Gua Teknik Informatika. Gua udah lama engga denger lu nyanyi. Pasti banyak perkembangan ya"
KAMU SEDANG MEMBACA
BACK 2U [END]
FanfictionMencintai bukan hanya tentang saling berbagi kesenangan atau kesedihan saja. Tetapi mencintai dengan hati yang tulus serta memiliki arti di dalam kehidupannya adalah point terpenting dalam menjalani sebuah hubungan percintaan. Bukan hanya itu saja d...