Chapter 44 - Now I realize

276 37 17
                                    

Malam itu Nisa dikejutkan dengan paket makanan yang telah dikirimkan oleh driver makanan.

"Permisi" Ucap seorang lelaki didepan gerbang rumah Nisa.

"Nisa.. Ada paket kali tuh. Coba cek gih" Junu yang tengah menonton TV serial favoritnya itu.

"Bang tolong ambilin kek. Nisa mager banget keluar. Lagi rebahan" Nisa yang terkapar lemah dikasurnya.

"Engga mau. Abang lagi sibuk nonton bola. Nanggung. Cepet gih. Kasian tuh, si abangnya nungguin"

"Ish. Nyebelin. Yaudah deh" Nisa dengan tingkat kemalasannya dia terbangun dan segera pergi ke luar. "Cari siapa ya bang?"

"Apakah benar ini rumah Anisya Resya?" Tanya abang driver makanan itu.

"Oh iya bang, dengan saya sendiri Nisa. Ada apa ya?"

"Ini ada paket makanan"

"Dari siapa pak? Perasaan saya engga pesen deh"

"Dari siapa ya, sebentar mbak saya liat handphone dulu" Abangnya pun mengecek terkait pengirim makanan yang diantarkan itu. "Dari Mas Chandra ganteng"

"Hah? Mas Chandra?"

"Iya mbak. Tolong terima ya"

"Oh iya bang. Makasih ya. Ini udah dibayar semua kan?" Nisa langsung menerima pesanan itu.

"Udah mbak. Semuanya dibayar lunas kok. Hehe. Mbak?"

"Iya ada apa lagi bang?"

"Pacarnya perhatian banget ya. Sampe mau ngirim makanan sebanyak ini"

"Eh? Siapa yang pacar. Dia cuman temen aku bang"

"Hehe. Iya mbak" Ledek abang driver  yang langsung mengendarai motornya itu.

Nisa yang masih terlihat bingung dengan pesanan yang dikirimkan oleh Chandra. Kenapa dia bisa tiba-tiba berbuat ini. Maksud dan alasan dia kirim semua itu untuk apa.

Masuklah Nisa kedalam rumahnya dan langsung pergi duduk disampingnya Junu.

"Wes. Pesen makanan banyak banget kamu?" Tanya Junu keheranan.

"Bukan aku yang pesen bang"

"Lah. Terus siapa kalo bukan kamu? Jangan-jangan?"

"Ets. Jangan-jangan apa!"

"Pacar kamu kali yang kirim ini semua"

"Pacar dari mana kali. Engga ada bang"

"Yaudah kalo engga mau ngaku. Lumayan kan ini. Mana banyak banget. Abang makan dulu deh" Junu pun dengan cepatnya membuka tiga box pizza yang telah ada tepat didepan matanya itu. "Eh-Eh? Ada suratnya Nis? Abang baca ya. Hehe"

"Yaudah baca aja. Seterah abang"

____________________________________
Salam hangat Chandra,
Nisa sebelumnya maaf ya kalo aku belum sempet ngajak kamu hangout bareng. Aku sebenarnya kemarin pengen banget ajak kamu nonton. Tapi masalahnya dirumah aku hujan deres banget. Sebagai permintaan maaf aku. Aku kirimin kamu sedikit makanan ya. Tolong dimakan ya. Jangan tersisa sedikitpun. Nanti makanannya nangis. Terus aku nya jadi ikutan sedih deh.
____________________________________

"Wah gila?" Ucap Junu setelah membaca surat itu.

"Gila kenapa bang?"

"Jadi kamu waktu itu engga jadi nonton?"

"Engga bang. Bagusnya abang bawain aku mata-mata"

"Nah kan. Abang bilang apa. Kalo sama cowok begitu, jangan terlalu percaya. Apalagi cuman dari perkataannya. Untungnya abang suruh Juna buat jemput kamu"

BACK 2U [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang