Chapter 28 - I just wanna see

311 47 24
                                    

"Aul. Kita udah sampe" Ucap Jeno yang tengah memberhentikan motornya lalu menoleh ke arah belakang. "Aul? Aul?! Dimana itu anak" Jeno yg sedikit kaget karena seorang Aulia menghilang dari pandangannya.

Tiba-tiba saja terdengar teriakan dari seseorang didepan pandangannya Jeno.

"Gua udah engga tahan Jen. Tunggu ya. Bentaran kok" Ucap Aulia yang berlari kecil sembari menoleh ke arah Jeno dan tersenyum manis.

Nyatanya seorang Aulia telah turun dari motor dan langsung menuju tempat tujuannya.

"Ada-ada aja yaa kelakuan lu. Engga habis pikir lagi gua. Aulia.. Aulia.." Jeno pun yang tanpa sadarnya menyebut nama Aulia dengan terus membayangkan senyuman manisnya.

Mereka berdua pun berhenti di suatu warung. Banyak sekali orang yang beristirahat disana. Selain itu juga tempat nya strategis dan terletak persis dipinggir jalan menuju puncak. Sambil menunggu Aulia dari toilet, Jeno pun memesan kopi hitam andalannya.

Cuaca disana pun sangat dingin dan view disana sangatlah bagus dan aseri. Di penuhi dengan pepohonan yang masih rindang, tidak lupa juga hamparan kebun teh yang tersebar di sepanjang area tempat itu.

Meminum-minuman seperti kopi, teh manis hangat, wedang jahe ataupun makanan yang hangat membuat tubuh menjadi lebih baik. Yaa, walaupun semuanya praktis seperti hal nya mie rebus dilengkapi dengan telur dan berbagai jenis cabai-cabai'an yang menjadi pelengkap semangkuk mie. Sudah cukup membuat hati gembira dan membuat kenyang perut.

"Hei!" Aulia yang tiba-tiba datang dari belakang Jeno sontak membuat dia merasa kaget.

"Sial panas!!!" Jeno yang kaget dan berteriak karena saking panasnya kopi itu telah menyambar panas dibibirnya.

Aulia pun langsung mengecek keadaan Jeno. "Huaa. Maaf-maaf Jen"

"Aulia! Gak lucu tau bercandaan lu!" Jeno yang terlihat sangat marah dihadapan Aulia.

"Jangan marah Jen. Gua engga liat lu lagi minum tadi. Sini-sini. Gua obatin deh" Aulia dengan refleks nya memegang bibir Jeno dan membuat mereka pun saling berhadapan.

Bisa dikatakan bahwa posisi mereka itu, Jeno yang duduk di kursi sedangkan Aulia berdiri sambil memegang bibir Jeno.

"Ehh-Ehh? Lu ngapain?" Ucap Jeno dengan penuh kebingungan.

"Udah diem. Gua bawa salep kok buat olesin ini ke bibir lu. Tenang aja salep ini dikemas kayak lipbalm, aman kok buat bibir. Dan engga beracun. So far , lu tenang aja ya ditangan gua. Berani berbuat. Berani bertanggungjawab Jen. Udah diem. Jangan bergerak" Sambil berkata seperti itu Aulia pun terus mengolesi salep itu di bibir Jeno.

"Kok bisa tiba-tiba lu bawa salep?" Tanya Jeno heran.

"Ya gitu. Masalahnya itu bibir gua suka kering aja. Selain itu juga ini salep banyak gunanya. Bisa ngobatin kulit yang melepuh, melembabkan dan banyak lagi deh. Jadi gua sering bawa deh kemana-mana"

"Oh.. Gitu"

"Kok lu jadi banyak tanya sih. Udah diem dulu. Mingkem mulutnya. Gua susah obatinnya"

"Nanya doang apa salahnya sih"

Jeno pun hanya bisa diam dan memandangi wajah Aulia dengan terus menatap ke arah sorot matanya.

"Emang nakal nih kopi panas. Bisa-bisanya si kopi ini nyentuh bibir lu. Engga bisa dimaafin sih ini" Aulia yang terus berkata dihadapan Jeno, sambil terus mengobatinya. "Ppuuhh..pphuuh" Suara yang refleks keluar dari Aulia seraya meniupkan nya ke arah bibir Jeno.

Sontak kedua mata mereka saling menatap. Membuat suasana tempat itu menjadi sangat panas. Walaupun ditempat itu sangatlah dingin.

Aulia yang tengah memegangi bibir Jeno dan kedua matanya bertatapan dengan Jeno. Membuat jantung dia terus berdetak tak karuan. Wajahnya pun mulai tersipu malu.

BACK 2U [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang