"1 dan 21 akhirnya bertemu."
-Bradipta-
-0-
"sekarang waktunya?" Tanya Dimas.
"Nanti siang. Katanya kelas tiga cuma sampai jam 12, bentar lagi pelajaran pak Sunarto mulai. Lagipula mau jabatan kita pemimpin atau apapun itu, selama status kita masih pelajar ya harus belajar," jawab Adnan.
Memang selama ini Adnan dan yang lain selalu mengikuti pelajaran, mereka akan keluar untuk mencari informasi hanya jika kelas kosong, atau sudah ada info dari guru tentang pembelajaran yang di tiadakan selama beberapa hari. Adnan sadar sudah kelas 3, ia tidak mau merusak nilainya sendiri dan nilai temannya yang lain.
Mungkin juga semesta memihak pada mereka, sebab sudah beberapa hari ini, kelas 3 selalu mendapat giliran jam kosong.
Dimas membuang kulit kacang ke dalam tasnya, malas berjalan untuk menggapai tong sampah yang ada di depan kelas mereka.
"Udah dapat informasi apa aja?" Tanya Arya memotong lamunan.
"Lumayan banyak sih, Ar."
"Lah ya mana gue tau, gue kan ngawasin Rhea." Arya mendengus.
"Ntar aja kita jelasin di markas utama, biar sekalian." Orion menjawab, mewakilkan Adnan. "Oh, gimana soal Rhea?"
Arya menghela nafas panjang, tubuhnya telah ia sandarkan.
"Sejujurnya Rhea seakan ga melibatkan diri. Dia cuma beberapa kali nanya, terkesan basa-basi.
Ngobrol di kelas sama Alisa dan yang lainnya, ikut serta tindakan absurd kelasnya. Rhea juga ga selalu terpaku ke handphone, setiap jam pulang dia pasti di jemput om Farhan."
Ungkap Arya membuat mereka sejenak terdiam, bertanya-tanya apakah mungkin Rhea benar-benar memilih untuk tidak melibatkan diri.
"Apa mungkin Rhea udah ga ikut terlibat karena om Farhan sendiri udah turun tangan?" Tanya Dimas memberikan opini.
Adnan yang tadinya sibuk membuka kulit kacang kini mengangguk pelan, masuk kembali ke dalam obrolan.
"Mungkin aja. Lagian hari ini anggota Bradipta bakal ketemu angkatan pertama mereka, masalah Rhea kita pikirin lagi sambil diskusi nanti," jawabnya. Orion mengangguk dalam diam, menyetujui keputusan Adnan.
"Berapa orang dari angkatan pertama yang bakal datang selain om Farhan sama om Fahri?" Orion memandang kacang yang di berikan oleh Adnan.
Adnan mengangkat bahu, ia tidak mengetahui secara pasti berapa orang yang akan datang nanti.
"Entah, liat aja nanti," ujarnya dengan jari-jari yang mengetik di handphone miliknya.
Ucapan Adnan itu menjadi penutup pembicaraan mereka mengenai topik tentang Bradipta.
***
"Semua udah kumpul?" tanya Adnan pada orang yang tengah ia telepon. Tangan kanannya ia pakai untuk memasangkan jaket denim berwarna hitam yang selalu ia bawa di dalam tasnya.
"Udah banyak yang di sini, mereka nungguin Lo."
"Kami baru aja pulang sekolah, lagian kan masih ada waktu satu jam lagi, kenapa udah pada kumpul?" Adnan mengangkat sebelah alisnya. Terdengar suara helaan nafas dari seberang sana.
"Lo ngechat di grup utama Bradipta, nyuruh kita semua kumpul. Seorang Adnan Faiz alfarisqy, ketua yang kalau ada apa-apa di sampain sama Orion, sekarang tiba-tiba ngechat ke grup. Menurut Lo kenapa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
ARhea!
Teen FictionSiapa bilang geng motor itu hanya mampu menyebabkan kerusuhan, dan anggotanya hanya sekumpulan anak-anak yang berkelahi untuk bersenang-senang. Pernah mendengar nama Bradipta? Geng motor yang sudah lama berdiri di Bandung itu memiliki visi misi yan...