"Aku tidak butuh gelar itu, yang aku butuhkan hanya ganti rugi batagorku, apa kamu tidak mampu?"
-Rhea putri A.
—0—
Kini berbagai pertanyaan menyerbu kepala Adnan. Ia termenung berkat perkataan Keyno tadi, di tambah gadis itu yang tersenyum lebar membuat pikirannya bertambah.
"Lo pacaran sama Rhea?" Tanya Adnan membuat Arya tersedak dan Keyno melongo, begitupun Rhea yang langsung blank seketika.
"Ha? Apa maksudnya?" Tanya Rhea dengan wajah kebingungannya.
"Ya Lo kan Queennya Brigeta, berarti Lo pacaran sama pemimpinnya dong!" ujar Adnan membuat Arya, Dimas dan Alisa tersadar apa yang ia maksudkan.
Mereka menatap Rhea dan Keyno, cocok sih, wajah mereka sama-sama imut, tapi mereka lebih cocok jadi adik kakak. Rhea masih menatap tak mengerti sedangkan Keyno tengah menahan tawanya mati-matian. Saat Rhea sudah menyadari maksudnya ia tertawa lepas di ikuti oleh Keyno yang tidak tahan menahan tawanya terlalu lama.
"Aduh aduh!" Rhea sudah tidak kuat lagi tertawa, ia memegangi perutnya. Adnan yang melihat tingkah mereka berdua hanya mengerutkan keningnya. Keyno sudah bisa mengontrol tawanya, setetes air mata turun tanpa permisi.
"Oke lo salah paham!" Ujar Keyno, mereka menatap Keyno bingung, berbeda dengan Rhea yang tetap berusaha mengontrol tawanya dengan bersandar di sofa.
"Maksud Lo?" Tanya Adnan.
"Queen itu berarti satu tingkat di bawah leader yang dalam artian king dari gengnya. Dan ada berapa cara buat dapat posisi itu?" Tanya Keyno dengan tubuh yang bersandar dan satu kaki yang ia letakkan di atas satu kaki lainnya, like a boss.
"Dengan macarin leadernya atau sempat kalahin leadernya tanpa memperebutkan jabatannya," jawab Adnan di balas senyuman Keyno.
"Dia bukan pacar gue, dia pernah ngalahin gue waktu itu di depan anak Brigeta," ucap Keyno membuat mereka menatap horor ke arah gadis yang sedang memperhatikan kipas yang berputar.
"Ngapain Rhea ngajak Lo baku hantam sampai di depan anak Brigeta?" Tanya Dimas, Keyno mengingat-ingat, kekehan terdengar dari bibirnya.
"Oh itu, gara-gara gue habisin batagornya," ucap Keyno dengan tawanya, Rhea menatapnya tajam karena berani menyepelekan masalah batagor kesayangannya. Mereka kini menelan salivanya sulit dan berjanji tidak akan mencari gara-gara dengan Rhea.
"Serius cuma karena batagor?" Tanya Alisa memastikan.
"Yaa, gue bareng sama dia dari jaman SMP, dan diapun satu padepokan silat sama gue. Jadi kalau ada masalah ya biasanya baku hantam, waktu kelas sepuluh gue jadi ketua Brigeta dan gue makan batagornya. Dia ngamuk dan datangin markas Brigeta, di situ juga kita berantem di hadapan yang lainnya dan akhirnya gue kalah." Rhea tersenyum, ia menatap Keyno dengan tatapan meremehkan membuat Keyno mengusap kasar wajah Rhea dengan sebal.
"Kalau gitukan harusnya Rhea yang jadi pemimpin, secara teknisnya," ujar Orion ikut menyimak pembicaraan mereka. Keyno mengangguk.
Flashback
Rhea menghirup nafasnya sulit, ia terengah tetapi tersenyum dengan bangga, pemuda itu kini berbaring di lantai, ia sudah kalah. Semua anggota Brigeta kini tidak mampu berkata-kata, ketuanya mengalami lebam di wajahnya, sedangkan seorang gadis yang seenaknya masuk ke markas mereka dan melawan ketua mereka masih mulus tanpa luka.
"Menurut peraturan, karena Lo berhasil ngalahin ketua yang sekarang, lo jadi ketua baru Brigeta." Sebuah dehaman terdengar, seorang pemuda dengan rambut yang tipis berkata, Rhea menatapnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARhea!
Teen FictionSiapa bilang geng motor itu hanya mampu menyebabkan kerusuhan, dan anggotanya hanya sekumpulan anak-anak yang berkelahi untuk bersenang-senang. Pernah mendengar nama Bradipta? Geng motor yang sudah lama berdiri di Bandung itu memiliki visi misi yan...