21: Halo, Calon mertua

9.2K 920 25
                                    

"Gue gabisa romantis kaya di novel atau di film, gue juga bukan anak orang kaya yang berandalan dan selalu jadi jagoan. Gue cuma seorang Adnan, Lo masih mau deket sama gue?"

-Adnan Faiz A-

—0—

"eh?" Celetuk Rhea dengan wajah yang memerah. Dalam hati, gadis itu sedang memaki dirinya sendiri.

"Iya, gue mau ketemu ayah Lo," ucap Adnan, Rhea masih belum bisa memproses, otaknya blank seketika saat Adnan mengatakan soal calon mertua.

Adnan menatap gadis itu gemas, ia menyentil kening gadis itu hingga membuatnya terkejut.

"Ayo!" Ujar Adnan, Rhea mengangguk dan membuka pintu pagar berwarna putih, mereka kini berjalan melewati halaman. Adnan memerhatikan halaman rumah Rhea yang luas dan asri, tak lupa pohon mangga yang tinggi menjulang, saking fokusnya, ia tidak sadar bahwa kini Rhea sudah sampai di depan rumah berwarna putih dengan dua buah kursi dan satu meja di luarnya.

"Ayo," ajak Rhea, Adnan mengangguk. Tepat ketika Rhea hampir membuka pintu rumahnya, seseorang dari dalam rumah membukanya terlebih dahulu. Seorang pria hampir berusia empat puluh tahun dengan kaos polo berwarna hijaunya keluar dari rumahnya.

"Astagfirullah ayah, bikin kaget!" Seru Rhea, pria itu terkekeh.

"Pulangnya kok telat?" Tanya Farhan. Ia menatap putrinya lalu beralih pada seseorang yang ada di belakang Rhea.

"Siapa?" Ucap Farhan tanpa sadar, merasa yang di maksud adalah dirinya, Adnan langsung maju ke hadapan Farhan lalu menyalaminya.

"Halo om, saya Adnan, temannya Rhea. Tadi ngajak Rheanya makan seblak dulu, eh ternyata kesorean, maaf om," ujar Adnan dengan cengirannya, Farhan menatapnya tajam dan melipatkan tangannya.

"Berani sekali kamu ajak Rhea, mau modusin anak saya ya!" Ucap Farhan dengan mata yang menyipit dan suaranya yang terkesan dingin. Tapi Adnan tetaplah Adnan, ia tidak akan takut dengan cara bicara yang terkesan menginterogasinya.

"Engga kok om, saya engga modusin Rhea, tapi kalau om ngijinin saya bisa aja om."

"Memangnya kamu berani modusin anak saya hah?" Tanya Farhan dengan nada yang cukup tajam. Rhea kini kebingungan, Ayahnya memang sering seperti itu jika ada laki-laki yang mendekatinya, namun baru kali ini ada yang berani menjawab Ayahnya itu, dan Rhea tidak bisa membantu Adnan jika ayahnya kesal dengan cara bicara Adnan yang terkesan santai.

"Berani kalau modusin Rhea mah, kalau modusin bapaknya sih saya ga berani!" Ujar Adnan dengan nada yang bercanda yang sedari tadi tak hilang, perlahan wajah Farhan menjadi ramah seperti biasa.

"Kamu mirip dengan teman saya," ujar Farhan sambil tersenyum mengingat-ingat wajah temannya yang mirip dengan laki-laki di depannya.

"Beneran om? Wah pasti ganteng ya om, secara kan mirip saya!" Adnan menepuk dadanya sombong membuat Farhan tertawa kecil.

"Sifatnya yang mirip, kamu masih kalah ganteng dengan saya!" Balas Farhan dibalas oleh kekehan Rhea. Adnan mengeryitkan dahinya.

"Masa sih om? Ah mungkin perasaan om doang," gurau Adnan.

"Oh engga, tanya aja janda di belokan sana!" Ujar Farhan mendapatkan cubitan dari Rhea. Baik Adnan maupun Farhan sama-sama tertawa kecil melihat ekspresi Rhea.

"Nama kamu siapa?" Adnan mengulurkan tangannya, di balas oleh Farhan.

"Nama saya Adnan Faiz Alfarisqy om, pekerjaan saya pelajar, insyaallah mau melamar kerja menjadi menantu om," ujar Adnan, Farhan mengeryit geli dengan kepedean Adnan, kini mereka tak lagi menjabat tangan.

ARhea!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang