02: BRADIPTA

16.5K 1.4K 47
                                    

"Suatu hari kamu akan sadar, orang yang kamu temui di hari ini, sebenarnya telah bertemu denganmu di hari-hari kemarin, hanya kau saja yang tak tau."

-ARhea!-

**

"Hai Rhea! Kenalin gua teh Aldo Khaelsendra, cowok paling ganteng cetar membahana seantero kelas sebelas IPA dua!" Seru laki-laki jangkung itu memperkenalkan diri. Rhea tau pemuda itu, ia yang tadi berteriak dan berdiri di atas meja saat ia memasuki kelas.

"Oh iya, Rhea putri azkia, panggil aja Rhea," ucap Rhea dengan tersenyum, membuat para jajaran cowok kesepian di kelas berdecak kagum.

"Panggil sayang boleh?" tanya Aldo dengan nada menggoda.

"Engga."

"Kenapa?"

"Aku bukan tukang dagang yang teriak sayang anak!"

Sekelas sontak terkekeh, sedangkan Aldo melongo, "kan aku mah sayang kamu, bukan sayang anak!" Goda Aldo, Rhea tertawa kecil. Sedangkan Alisa sejak tadi masih berada di kamar mandi karena tidak sengaja memakan batagor pedas milik temannya.

"Yaudah aku juga sayang!"

Ucapan Rhea itu berhasil mendapat sorakan dari satu kelas. Para perempuan yang asik berghibah, laki-laki yang sedang berdiskusi tentang Hero game masing-masing, Beberapa anak yang main tik-tok sembari menggerakkan tangannya seirama, yang nyender manja di pojokan, sampai cicak yang lagi berduaan terpeleset saking kagetnya. Apalagi Aldo, dia cuma bercanda, tapi jawaban Rhea membuat jantungnya berdegup kencang.

"Maksudnya?"

Rhea menatap Aldo dengan senyuman, "Iya, sayang, sayangnya enggak."

Sekelas heboh dengan suara tawa dan tepuk tangan yang menggema karena melihat wajah Aldo yang masam. Padahal, pemuda dengan kulit putih bersih, berlesung pipi, bulu mata lentik dan senyum manis itu, berhasil menjadi salah satu perhatian saat ajaran baru di mulai.

Tetapi bagi seluruh anak kelasnya, Aldo ibarat produk gagal yang tertutupi oleh packaging aesthetic.

"Ada apa ini?" Alisa tiba-tiba bertanya. Setelah ia bersemedi di dalam bilik kamar mandi, dirinya mendengar riuh tepuk tangan menggema saat kembali ke kelas.

"Si tampan kita di tolak Sa!" Seru Windi dengan nada puas, berhasil membuat Alisa tambah bertanya-tanya.

"Siapa? Aldo?"

"IYA!" seru seluruh anak kelas itu dengan antusias. Senang dengan temannya yang sedang di permalukan.

"Tertolak sama siapa?"

"RHEA!" sekelas menunjuk Rhea yang sedang kebingungan. Ia hanya bercanda, kenapa kelas ini kompak sekali dalam hal ini? Dan Rhea ini murid baru, kenapa mereka memperlakukannya seperti teman lama? Memang bagus, tapi gadis itu masih belum terbiasa.

"Astagfirullah Rhea, jangan deket-deket dia. Aldo emang ganteng, tapi otaknya ga semulus kulitnya!" Aldo yang mendengar pendapat menyakitkan tentang dirinya langsung memelototi Alisa.

"Apa lu? Mau di colok matanya!" Tantang Alisa, membuat Aldo langsung menggelengkan kepala.

Teman sebangku Rhea itu kembali duduk tenang. Sekarang belum waktunya istirahat, tetapi jam mengajar kosong karena guru tengah mengadakan rapat bersama dengan dinas pendidikan, hingga semua kelas tengah sibuk dengan kegiatannya masing-masing.

Gadis itu terdiam memperhatikan sekitar. Fakta yang Rhea tau tentang kelasnya adalah, kelas XI IPA II itu dinobatkan menjadi kelas terbobrok seangkatan mereka. Alasannya, karena kebobrokan mereka telah terpelihara sejak dini hingga menjadi bibit unggul pemuda pemudi sengklek yang menjunjung solideritas.

ARhea!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang