"ngerasa ada yang aneh ga?" Tanya Dimas saat mereka tengah berkumpul sembari meminum susu yang di belikan oleh Alisa. Pertanyaan Dimas membuat mereka menatapnya dengan kening yang berkerut.
"Apa?" Tanya Adnan.
"Bukannya ini terlalu damai untuk ukuran penyerangan kemarin?" ujarnya, Adnan menganggukkan kepala.
"Lo bener, rasanya ada yang janggal," tambah Adnan, Rhea menatap langit sembari meminum susu rasa vanilanya, matanya fokus menatap awan berbentuk kelinci, tidak tunggu, atau kuda ya? Rhea tidak tau pasti.
"Bukannya ini semua terlalu tenang?"
"Ini lebih dari seharusnya."
Rhea terus meminum susunya santai, merasakan rasa vanila yang memanjakan lidahnya.
"Apa mereka bakal balik lagi?" Tanya Alisa.
"Kita ga tau, tapi jabatan Revano udah di lepas," balas Dimas, Alisa mengangguk.
Habis. Rhea menghela nafas dan menyimpan kotak susu itu ke dalam keresek. Mata coklat muda itu menatap mereka, mengabaikan awan yang ternyata berbentuk seperti kucing.
"Revano pasti balik. Lepas atau tidak jabatannya itu bukan jadi alasan, Brigeta di Bandung sejak awal udah melenceng dari tujuan utama, otomatis anggota mereka emang bersenang-senang sama segala kerusuhan yang di perbuat. Lagian juga mereka bakal memihak Revano yang menjamin kebebasan mereka di banding Keyno yang mungkin menurut mereka membosankan," ujar Rhea, mereka semua terdiam menatap Rhea. Gadis itu mengerutkan keningnya.
"Ga nyangka gue, Lo bisa mikir kaya gitu!" Seru Arya di balas anggukan oleh mereka.
"Gue kira selama Lo jadi Queen Brigeta, Lo cuma mikirin batagor doang!" Timpal Dimas, Rhea mendengus.
"Nan susunya ga di minum kan?" Tanya Rhea mengabaikan mereka. Adnan mengangguk dan memberikan susu stoberinya. Rhea meminum susu yang baru di minum sedikit oleh laki-laki itu.
"Lagipula, aku rasa dia punya sesuatu yang di sembunyikan," ucap Rhea.
"Dan itu adalah?"
"Dendam."
Angin menyambut ucapannya, awan menutupi matahari dan ranting yang bergemerisik menciptakan suatu melodi, mereka terdiam tanpa sepatah kata. Tentu anggota Bradipta tau bahwa Revano pasti akan memiliki dendam pada Adnan sejak kejadian itu, dan mereka cukup terkejut karena Rhea mampu menyadarinya.
Gadis itu meminum susu milik Adnan. Matanya menatap awan yang bergerak di langit biru.
"Ngomong-ngomong Rhe, udah pernah ikut pertempuran waktu Lo di Jakarta?" Tanya Dimas, Rhea melirik ke arahnya lalu mengangguk.
"Udah," ujarnya.
"Berapa kali?" Rhea menggigit-gigit sedotannya, matanya menyiratkan arti bahwa ia sedang berpikir.
"Kalau ga salah dua." Mereka melotot kaget, akan lebih masuk akal jika gadis yang menjadi Queen Brigeta hanya karena perselisihannya tentang batagor itu mengatakan tidak sama sekali.
"Seriusan Rhe?" Tanya Arya memastikan, Rhea mengangguk dengan mulut yang masih meminum susu.
"Kok bisa?" Celetuk Dimas, Rhea mendelik tak suka. Sedotan itu kini lepas dari bibirnya.
"Kalau aku harus ingetin, aku itu Queennya Brigeta. Aku yang gantiin Keyno mimpin pasukan waktu dia kena diare!" Seru Rhea. Mereka semua melongo, sungguh harusnya Rhea diam saja.
"Jadi Lo mimpin pasukan karena si Keyno lagi sakit perut, gitu?" Tanya Orion sambil memijit pelipisnya, Rhea mengangguk, mereka semua menghela nafasnya bersamaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARhea!
Teen FictionSiapa bilang geng motor itu hanya mampu menyebabkan kerusuhan, dan anggotanya hanya sekumpulan anak-anak yang berkelahi untuk bersenang-senang. Pernah mendengar nama Bradipta? Geng motor yang sudah lama berdiri di Bandung itu memiliki visi misi yan...