BAB : 2. Dua Maulana

1.2K 233 103
                                    

"Duhhh gimana nih bang? Gerbang nya udah tutup lagi, mana hari ini gue bu Nunik," ujar Aji dengan Frustasi.

Shandy sih masih santay, ia hanya memperhatikan Aji yang sejak tadi panik bukan main.

"Pasti Bu Nunik udh di kelas ini mah."

"Aduhhh kalo Ummi sama Abi tau gimana nasib gue? Bisa di pecat gue jadi anak nya."

"Belum lagi kalo sampe mereka di panggil BK!! Aaahhhhh gimana nih bang?" Rengeknya kepada Shandy.

Aji memang tipikal orang yang taat akan peraturan, ia selalu teringat pesan Ummi nya di kampung saat pertama kali ia pergi menelusuri tanah Jakarta.

"Belajar nu bener nya kasep, jadi urang nu sukses nya, inget harapan Ummi sama Abi teh sepenuhnya sama kamu. Da kamu kan satu satu nya anak lalaki Ummi."

"Ji ... " panggilan Shandy membuat Aji menengok lemah.

"Sarapan belom?"

"Ha?"

Aji bingung, Ia kira Shandy salah bicara, atau memang ia yang salah dengar.

"Lu sarapan belom budek!"

Aji semakin meringis. "bang ... apaan sih lo mah!! Gak nyambung!! Gue ngomong apa lu jawab kemana ahhh," ujar nya dengan merajuk.

"Dih ... ya lagian lu kaya anak cewe tau? yang kalo telat termehek-mehek. Santuy ajah kali, gue mah laper belum sarapan. Mau ngikut kagak?"

Mendengar itu, aji sedikit melongo, tapi di detik berikutnya ia merasa Shandy benar, ia juga lapar.

Aji menimang sebentar, "sama sih perut gue juga keroncongan. Tadi abis dorong motor," ujarnya dengan muka memelas.

"Nah!! Yaudah ayo!!"

Pertama kali nya Aji bolos di pelajaran pertama, bu Nunik pula.

Sekedar informasi saja, bu Nunik adalah guru Fisika yang bisa di bilang teramat killer, ia tidak suka pada anak yang telat masuk kelas apalagi sampai bolos.

Dengan dramatis Aji mulai mendekati motor Shandy dengan mata yang tetap terfokus pada gerbang sekolah yang sudah tertutup rapat itu, tak lupa ia memgulurkan tangan nya ke arah gerbang seakan-akan ada yang menariknya untuk tidak pergi.

Shandy cukup jengan dengan itu, ia dengan cepat menarik lengan Aji dengan kasar membuat Aji sedikit cemberut.

Shandy membawa Aji ke tempat biasa ia sarapan setiap pagi. Yah karena ini bukanlah yang pertama bagi Shandy, membuat pria itu merasa santay saja.

Siapa yang menyangka kalau dua Maulana ini bisa membolos bersamaan. Mungkin ini yang selalu di khawatirkan oleh para guru di saat tau kalau Aji berteman dengan seorang Shandy.

Yah ... karena se pandai-pandainya Aji menjaga diri pasti akan ngikut Shandy juga.

Bell istirahat berbunyi. Kini seluruh siswa berhamburan dari setiap sudut pintu kelas mereka, tak terkecuali Kayla.

"Kay, lo mau ke mana sih buru buru amat?" Finny yang bertanya.

"Cari abang gue!"

"Abang lo kan udah gede Kay, lagian abang lo itu bukan anak perawan SMP yang harus di cariin kalo belum pulang jam 8 malem."

"Syuuutt lo tuh bisa diem gak sih?! Kalo lo gak mau ikut yaudah lo gak perlu ikut, bikin kesel ajah."

"Iyah iyah sorry."

Tak ada lagi perbincangan, Finny takut jika Kayla sudah seperti ini, GALAK!

Shandy memang menyebalkan, sejak tadi bahkan Kayla sudah berulang kali menghubungi pria itu, tapi tak ada satupun balasan dari sana.

Suatu Hari Nanti || UN1TY [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang