19. kebohongan

570 125 4
                                    

Aji terduduk lesu di pinggiran kasur nya, gosip yang di sebar Fiki tadi siang agak nya beredar begitu cepat.

Entahlah, sebenar nya ia merasa senang, tapi ... tidak dapat di pungkiri jika dalam hati kecil nya kini menyimpan rasa bersalah.

Tak seharus nya kebohongan hadir di antara ia dan juga teman-teman nya.

Tok tok tok!!

Gedoran pintu yang terdengar di ketuk paksa membuat Aji tersadar dari lamunannya.

"Ck, siapa sih? Malem-malem juga gedor pintu kenceng banget, gak ada akhlak nih orang." Aji bergumam kesal sambil beranjak menuju pintu depan.

Baru saja ia membukakan pintu nya, kini telinga bagian kiri nya sudah di tarik oleh pria di depan nya ini.

"Aa ... adadah bang!! Sakit sakit bang ... aduh!!!" Rengek Aji.

"Rasain lu!!!" Ujar pria itu sambil melepas jeweran nya.

Aji menyengir dengan tangan yang masih mengusap-usap telinga yang nampak memerah itu.

"Nyengir lagi lu!! Jelasin sama gue se jelas-jelas nya!!!"

"Yeehh apaan sih! Apa coba yang harus di jelasin?" Jawab Aji sambil membukakan pintu lebih lebar agar pria di depan nya dapat ikut masuk kedalam.

"Ya jelasin lah ... ko bisa sih lo jadian ama adik gue gitu ajah!!"

Yah ... itu adalah Shandy Maulana.

Terlihat wajah Shandy yang kini nampak tak terima.

Aji menatap wajah Shandy sambil tersenyum aneh, "Lo ... gak cemburu kan bang sama gue?"

Kurang ajar bukan?

Tatapan tajam Shandy kini sudah mengarah pada Aji, bahkan tangan kanan nya pun sudah bersiap melepas dan melempar Sepatu yang masih terpasang di kaki nya itu.

"Ngomong lagi lu!!"

"Piss ... piss ... bang, aahahah. Canda gue bang!! Yaa Allah, galak amat."

Shandy yang sudah jengah dengan Aji memilih duduk di soffa lalu di ikuti oleh sang tuan rumah.

Aji hanya bisa terdiam menatap Shandy, ia belum terbiasa berbohong pada Shandy. Dan lagi ... untuk saat ini ada rahasia yang tak dapat ia bagi dengan pria gondrong itu.

"Lo pake pelet apaan sampe Kayla mau sama lo?"

"Astagfirullah bang ... ya gak pake pelet juga atuh, mungkin Kayla baru menyadari karisma gue," ujar Aji sambil menaik-turunkan alis nya itu.

"Dih ... " Shandy begidik geli melihat ekspresi Aji saat ini.

"Kan emang gue mah udah tampan dari dulu, cuman Kayla ajah yang baru sadar nya sekarang." Aji melanjutkan.

"Alah ... tampan konon!" Shandy berujar sambil mengacak rambut Aji.

"Ahahah emang kenyataan tau!"

"Hahah iyah gue percaya lu tampan Ji." Shandy berujar dengan menggantung.

Tentu dengan wajah heran Aji menatap Shandy.

"Kaya tataan nampan lu!" Ledek Shandy di iringi tawa nya.

Sudah Aji duga.

Aji menghela nafas nya, secara sadar tentu ia mengetahui bahwa berteman dengan Shandy memang memerlukan mental yang tinggi.

Perlahan suara kedua nya lenyap di telan keheningan.

"Lo duluan yang nembak?" Shandy bertanya saat di rasa keheningan mulai mengganggu obrolan mereka.

Suatu Hari Nanti || UN1TY [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang