37. Farhan

497 122 42
                                    

Gemericik gerimis menemani seorang pria yang kini masih mematung di hadapan pintu rumah.

Suara obrolan dari dalam mampu membuatnya terpaku dan terdiam dalam beberapa detik.

Tangan nya sudah ia kepalkan begitu erat, nafas lelah nya kini berhembus beberapa kali, dengan rahang yang terus mengeras.

Suara langkah kaki dari dalam mampu mengembalikan kesadaran nya, membuat nya beranjak untuk sekedar memberi jarak.

Ia bersemnunyi di balik tembok, menampakan kedua insan yang kembali saling berbincang.

"Aku harap, kamu bisa berfikir lebih panjang mengenai apa yang aku katakan tadi," ujar pria paruh baya yang baru keluar dari rumah tadi.

Wanita itu hanya tersenyum kaku sambil mengangguk sedikit ragu.

Pria paruh baya itu mengitarkan pandanganya, tatapan nya terfokus saat mendapati sebuah motor yang rasa nya baru saja ada di halaman itu.

"Farhan sudah datang?" Tanya nya pada wanita itu.

Yah, pria yang sejak tadi bersembunyi adalah Farhan. Dan pria paruh baya itu ... dia adalah ... ayahnya. Ah, bukan. Mungkin lebih tepatnya, ia adalah laki-laki yang tak punya tanggung jawab sama sekali.

Dan yah, wanita yang sejak tadi mengobrol dengan pria paruh baya itu adalah Mamah dari Farhan.

"Ah ... a-aku gak tau." Mamah menjawab.

"Itu motor nya kan?" Tanya pria itu menuntut.

Wanita itu hanya mengangguk, "K-kamu mending pulang dulu untuk sekarang mas ... " lirih nya sambil menunduk.

Pria itu sedikit mengerti, mungkin memang perlu waktu untuk wanita itu menjelaskan semua nya kepada Farhan.

"Saya rindu Farhan ... " lirih nya menatap sendu motor Farhan.

Dalam tempat persembunyiannya, Farhan sendiri sudah tak lagi dapat menahan air mata nya. Ia terisak dalam dingin dan gelap nya malam ini, menutup mulut nya agar tak menyisakan suara di sana.

"Kalo lo rindu gue, kenapa gak dari dulu lo cari gue!!! Kenapa lo malah tega ninggalin gue yang bahkan masih belum berumur di dunia sekalipun!!" Lirih Farhan dalam hati nya.

Sungguh hati nya begitu tersayat, rasa benci kian menyeruak saat ia menatap pria yang memiliki postur tubuh mirip diri nya.

"Pasti sekarang dia sudah besar, apa dia akan mengenali saya? Apa dia juga akan menerima saya?" Lirih pria paruh baya itu lagi, kini setetes air mata nya lolos yang langsung ia hapus dengan kasar.

"Gak!!! Bahkan gue gak mau kenal sama laki-laki pengecut kaya lo!!!" Lagi-lagi Farhan hanya dapat menjawab ucapan itu dalam hati.

Jika saja saat ini tak ada Mamah nya, bisa jadi pria itu habis oleh Farhan malam ini.

Pria yang baru pertama kali ia temui namun langsung ia benci!!

"Semua nya butuh waktu mas ... " jawab Mamah Farhan seraya menunduk.

Pria itu lagi-lagi menunduk, "Saya tau kesalahan saya besar, saya juga tau kalau kesalahan saya mungkin gak mudah untuk kalian maafkan. Tapi saya harap, kalian bisa dengan lapang untuk memberikan saya kesempatan yang ke dua."

Suatu Hari Nanti || UN1TY [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang