65. tak lagi berpihak

417 125 67
                                    

Shandy baru saja datang di antar vespa kesayangan nya yang ikut terkena basah nya rintikan hujan yang menemani nya sejak tadi di jalanan.

Mata nya menyipit saat satu mobil sudah terparkir di halaman rumah nya.

Ia sempat termenung sejenak, debaran dalam dada nya kian mengencang. Menerka siapa yang bertamu ke rumah nya malam-malam seperti ini.

Apakah?

Shandy dengan cepat menuju pintu utama, membuka nya secara keras membuat dua insan yang kini sedang berpelukan hangat terkejut bukan main.

"B-bang Shan … " ujar Kayla gelagapan.

Tatapan tajam Shandy terarah pada pria paruh baya berjas hitam yang kini berdiri di depan adik kesayangan nya.

"Bang … Kay_"

"Diem Kay!!" bentak Shandy memutus ucapan Kayla.

Kayla yang terkejut akan sentakan Shandy kini menunduk tak bernyali.

Kayla sungguh tak menyangka abang nya bisa sekasar itu pada nya.

"Ngapain lo di sini?" tanya Shandy tajam pada pria ber jas itu.

"Shan … papah cuma mau ngengok kamu dan Kayla."

Shandy tersenyum meremehkan pria itu.

"Sejak kapan lo jadi papah gue?!"

"Bang … " Kayla mencoba menenangkan abang nya.

"Abang gak ngomong sama kamu Kay … masuk ke kamar!!" suruh nya tanpa memutus tatapan tajam pada pria tadi.

Kayla menggeleng, "Enggak bang! Udah saat nya abang dengerin apa yang mau papah jelasin!"

Shandy beralih menatap Kayla tak percaya, ia pikir Kayla berada di pihak nya.

"Gak semua yang abang pikirin tentang papah itu benar bang!!" kayla mencoba menjelaskan.

"Papah gak seburuk yang abang kira," lirih Kayla dengan keberanian yang tersisa.

Shandy lagi-lagi tersenyum remeh ke arah pria itu, "Apa yang lebih buruk dari seorang pembunuh!!!"

Kayla mendongak dan menatap abang nya tak suka.

"Bang!!!! Papah bukan pembunuh!!!" sentak Kayla dengan lantang.

Kayla tentu tak terima, bertahun-tahun lama nya Shandy menyebut pria yang berstatus ayah nya itu dengan sebutan pembunuh.

Shandy sempat tak percaya. Adik yang selama ini ia jaga dan sayangi, saat ini sudah benar-benar berpihak pada pria pembunuh itu.

"Papah bukan orang jahat bang … " Kayla masih mencoba membuat abang nya mengerti.

"Sekarang kamu belain dia?" tanya datar Shandy.

"Bang … Kay gak belain siapapun di sini, Kay cuma mau abang dengerin papah buat kali ini ajah," ujar Kayla memohon.

"Dan kamu pikir setelah abang dengerin penjelasan dusta nya itu, abang bakalan percaya dan bisa maafin gitu ajah orang yang jelas-jelas udah bunuh orang tua abang ha?"

"Papah bukan pembunuh bang!!!!" teriak Kayla lagi.

"Kamu belain dia, karena dia papah kamu Kay!!!!" jawab Shandy tak kalah lantang.

Hening.

Setetes air mata kini meluncur bebas menghangatkan pipi mulus Kayla. Menatap Shandy yang kini terlihat berbeda.

Emosi Shandy sendiri kini sudah berada di puncak. Ia sudah tak dapat lagi menatap Kayla sebagai adik kesayangan nya.

"Udah! Kayla, Shandy … papah mohon jangan berantem. Papah minta maaf kalo kehadiran papah merusak keharmonisan kalian," pria paruh baya itu mencoba melerai kedua nya.

Suatu Hari Nanti || UN1TY [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang