Seorang pria kini berdiri tegak di depan sebuah gerbang.
Delapan tahun sudah rasa nya ia tak menapaki kaki nya di sini.
Tak banyak yang berubah, bahkan gerbang di depan nya masih tetap berwarna hitam seperti saat ia tinggalkan dulu.
"Mas Aji bucin yah?" tanya seorang satpam yang Aji tau bernama pak Sapto.
Aji terkekeh, bahkan setelah delapan tahun lama nya kata bucin itu tetap mengintil di belakang nama indah nya.
"Bapa masih inget saya?" tanya Aji.
"Wah ya masih toh mas, pak Sapto gitu loh. Mau cari mba Kayla yah?"
Aji menggernyit, bisa-bisa nya pak Sapto menggoda diri nya saat ini.
"Apaan sih pak!! Saya ke sini ada janji sama temen-temen yang lain."
"Sama mas Shandy?"
"Bapak masih inget sama bang Shan juga?"
"Wehh sudah tentu! Orang mas Shandy kan sering anter jemput mba Kayla ke sini."
Aji semakin menggernyit, sejak tadi pak Sapto membahas pasal Kayla. Entah pak Sapto hanya berniat untuk menggoda nya atau bagaimana ia pun tak mengerti.
"Mas, ko malah ngelamun toh?"
"Ah-iyah pak maaf, saya teh kan lagi mikir," jawab Aji.
"Mikirin mba Kayla?" goda pak Sapto.
Aji menggeleng, dari dulu pak Sapto memang tak pernah berubah.
"Yo wis, moggo masuk mas. Yang lain udah nunggu itu loh!!"
"Lah ... yang lain udah dateng?"
"Udah, tinggal nungguin mas Aji bucin doang."
Aji terkekeh, ia serasa orang penting di tunggu.
"Yehhh berarti bapak bukan nya inget sama saya kan? Emang bapak di suruh sama bang Shan buat nungguin saya?"
"Heheh, yah maklum toh mas. Kan bapak sudah berumur, mana bisa bapak hapalin satu-satu murid di sekolah ini. Apalagi buat lulusan delapan tahun silam," jelas pak Sapto membuat Aji menggeleng.
"Yaudah, ini mas Aji mau langsung masuk?"
"Iyah pak ... kalo gitu Aji izin masuk yah."
"Nggeh, monggo mas."
Kini langkah Aji perlahan melaju. Membawanya bernostalgia di masa lalu.
Tempat ini adalah kenangan terindahnya. bersama sang bidadari.
Aji tersenyum, rasanya ia teramat merindukan tempat ini, juga pada gadis itu.
Yah ... bahkan setelah delapan tahun, rasa itu tak kunjung pergi.
Aji menatap sekeliling, tak banyak yang berubah. Hanya ada beberapa gedung tambahan yang membuat sekolah ini terlihat sedikit berbeda.
Aji menyusuri koridor sekolah yang cukup sepi. Yah ... karena KBM sedang berlangsung sekarang.
Langkah nya terhenti, tatkala ia mendapati sebuah kelas yang penuh akan kenangan nya bersama Kayla.
Tertulis di sana 'Class X MIA 2'. Aji ingat itu, saat ia yang begitu polos selalu mendapat perhatian penuh dari seorang Kayla di kelas ini.
Aji tersenyum di depan kelas, membuat seluruh perhatian seisi kelas tersorot pada nya.
Seorang guru yang kini menyadari jika seluruh murid nya tak fokus pun bertanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Suatu Hari Nanti || UN1TY [SELESAI]
Teen Fiction~suatu hari nanti~ . . . "Mimpi itu harus di kejar, dan orang tua juga harus di bahagiain. Dan selama gue bisa bikin mereka bangga dan bahagia, gue gak keberatan ngelakuin itu semua." ~Fenly Crhistovel Wongjaya. "Gak ada alasan untuk kita sedih. Tuh...